Bandung (ANTARA News) - Kabupaten Cianjur menempati peringkat teratas daerah yang memiliki kerawanan terhadap gerakan tanah atau longsor pada musim penghujan yang akan datang. Berdasarkan peta kerentanan gerakan tanah yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk Oktober 2007, di Kabupaten Bandung tercatat sedikitnya 15 titik rawan gerakan tanah atau longsor. "Dibanding daerah lainnya, Kabupaten Ciajur tertinggi kerawanan longsornya sehingga masyarakat di kawasan itu perlu waspada pada musim penghujan dimana curahnya langsung tinggi," kata Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG, Kusdinar Abdurachman di Bandung, Senin. Selain Kabupaten Cianjur, kata Kusdinar, daerah lainnya di Jabar yang rawan gerakan tanah dengan intensitas tinggi adalah Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Sukabumi, Kuningan, Tasikmalaya, Majalengka, Bogor dan Cirebon. Lebih lanjut Kusdinar menyebutkan, beberapa titik yang memiliki kerawanan longsor cukup tinggi di Kabupaten Cianjur antara lain di kawasan Kadupandak, Pacet Utara, Pagelaran, Cibinong, Cibeber, Cugenang, Sukaresmi, Bojongpicung, Mande Barat, Argabinta, Naringgul, Campaka Timur, Cidaun, Cikalongkulon dan Tanggeng. "Masih ada beberapa daerah lainnya yang tingkat kerentanan gerakan tanahnya menengah, namun bila musim hujan sudah mencapai puncaknya jumlah titik kerawanannya kemungkinan bertambah," kata Kusdinar. Daerah yang rawan gerakan tanah di Garut yakni Cisewu, Pakenjeng, Leles, Banyuresmi, Garut Utara, Cilawu, Salopa, Salawu, Cikelet, Pamulihan, Banjarwangi dan Tarogong. Selain itu Cigedung, Jonggol, Citeureup di Bogor serta Cidolog, Tegalbuleur, Pelabuhan Ratu, Cikembar, Warungkiara dan Sukaraja di Kabupaten Sukabumi juga termasuk titik yang cukup rawan. Sedangkan di kawasan Bandung, kawasan rawan longsor adalah Cilili, Sindangkerta, Cikalongwetan, Ciwidey, Cipatat, Batujajar, Cibugel dan Tanjungkerta. "Kawasan itu memiliki lapisan tanah vulkanik lepas dan rapuh. Terlebih teksturennya bertebing-tebing dan sebagian besar terjadi kerusakan hutan akibat eksploitasi hasil hutan dan alih fungsi lahan yang ekstrim," kata Kusdinar. Menurut dia, PVMBG telah melayangkan surat rekomendasi dan peta kerawanan gerakan tanah itu ke kabupaten/kota di provinsi itu termasuk memberikan beberapa rekomendasi antisipasi di beberapa kawasan yang memerlukan perhatian khusus. Kusdinar menunjuk, beberapa kawasan yang menjadi pengawasan dan perhatian khusus PVMBG adalah kawasan Ciloto Cianjur dimana tebing di sana mengancam jalur utama Bandung - Cianjur - Bogor. Kemudian kawasan jalan Cadas Pangeran serta beberapa titik rawan longsor yang masih dihuni oleh masyarakat. "Beberapa kawasan rawan longsor sudah direkomendasikan untuk dikosongkan, namun warga masih tetap bertahan. Padahal mitigasi bencana itu perlu dukungan masyarakat, bila tidak digubris maka akan sia-sia saja antisipasi yang dilakukan" katanya. Menurut Kusdinar, upaya mitigasi bencana itu dilakukan dalam langkah merealisasikan pelaksanaan UU No.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. "Sayangnya dalam beberapa kasus, rekomendasi yang PVMBG keluarkan tidak digubris, padahal kondisi alam di sana sudah sangat kritis," katanya. Pada kesempatan itu, Kepala Bidang Pengamatan Gempa dan Gerakan Tanah PVMBG juga mengingatkan terhadap aktivitas galian C baik pasir, tanah maupun batu untuk lebih waspada pada musim penghujan ini. Selain itu PVMBG merekomendasikan agar penambangan yang dilakukan dengan teknik yang benar terutama mengatur kemiringan tebing. Dalam beberapa kasus, runtuhan galian C di Jawa Barat sering mengakibatkan korban jiwa. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007