Makassar (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno mengatakan hasil kajian penggantian sejumlah pesawat tempur TNI AU akan diserahkan pada Departemen Pertahanan (Dephan) pada Desember 2007. "Paling lambat akan kita serahkan pada Desember," katanya setelah bersantap malam bersama dengan jajaran Komando Operasi Angkatan Udara (Koops AU II), di Makassar, Senin. Mabes TNI, berdasarkan rencana strategis (Renstra) 2005-2009 berencana melakukan penggantian sejumlah pesawat tempur, seperti OV-10 Bronco, F-5 Tiger, Hawk MK-53, pesawat angkut Fokker-27 dan Helikopter Sikorsky. Herman menambahkan sampai saat ini pengkajian dan penjajakan terhadap sejumlah pesawat pengganti tersebut masih terus dilakukan. "Keputusan mengenai jenis pesawat apa yang akan dipilih untuk menggantikan sejumlah pesawat tempur tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Dephan untuk dikaji kembali melalui `Dealing Management Center` (DMC) yang ada di departemen itu," katanya. Herman juga mengatakan pengkajian yang dilakukan antara lain meliputi teknologi, fungsi, spesifikasi teknik (Spektek), dan sesuai dengan sejumlah pesawat yang akan digantikan. Tentang kemungkinan kesenjangan teknologi antara pesawat lama dengan pesawat pengganti, Kasau mengatakan hal itu sudah diantisipasi dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pilot dan teknisi dari masing-masing jenis pesawat yang akan diganti. "Kesenjangan teknologi tersebut tentu saja akan ada, dan kita berupaya untuk mengantisipasinya dengan mempersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan bagi para pilot dan teknisi. Jadi tidak masalah," ujarnya. Mengenai rencana percepatan penggantian pesawat OV-10 Bronco, ia menegaskan hal itu sepenuhnya diputuskan oleh Departemen Pertahanan. "Yang jelas kita telah melakukan pengkajian terhadap beberapa jenis pesawat yang memiliki peran dan fungsi serupa dengan pesawat OV-10 Bronco, seperti Sukhoi-25 (Rusia) dan Super Tocano dari Brasil," tuturnya. Sesuai dengan Renstra 2005-2009, penggantian pesawat OV-10 Bronco akan dilakukan setelah 2009, namun mengingat pesawat tempur buatan 1976 kini telah di "grounded" (dikandangkan), maka perlu segera dicari pengganti pesawat yang memiliki peran dan fungsi serupa. Pesawat OV-10 Bronco yang mulai digunakan TNI AU sejak 1979 dikandangkan karena usia terbang yang sudah lewat dan hingga menyebabkan pesawat tersebut mengalami kecelakaan. Sebelumnya, pada 21 Juli 2005 pesawat sejenis jatuh saat melakukan latihan rutin hingga menewaskan tiga awaknya. Pada Senin, 23 Juli 2007, pesawat tempur taktis atau pesawat pembom ringan dengan senjata bom, peluru, dan roket itu, juga jatuh saat melakukan latihan ringan di sekitar Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang. Akibat kecelakaan itu, ko pilot Letda Pnb Elysius Quintarumiarsa meninggal dunia dan pilot Mayor Pnb Danang Setiabudi luka-luka.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007