Yogyakarta (ANTARA News) - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) melantik 164 dokter baru, 16 di antaranya adalah dokter baru asal Malaysia. "Jumlah dokter yang dilantik kali ini merupakan jumlah terbanyak dalam sejarah pelantikan dokter baru FK UGM," kata Dekan FK UGM Prof Dr Hardyanto Soebono Sp KK usai melantik dokter-dokter baru di Yogyakarta, Senin. Ia mengatakan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mulai tahun ini, Konsil Kedokteran Indonesia menetapkan peraturan baru yang mewajibkan para lulusan dokter mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan Surat Izin Praktek. "Peraturan baru tersebut menjadi tantangan bagi dokter baru maupun FK UGM untuk mencetak lulusan dokter yang berkompeten dan profesional," katanya. Dengan diluluskannya 164 dokter baru itu, hingga saat ini FK UGM telah meluluskan 6.265 dokter terdiri atas 4.029 dokter pria dan 2.236 dokter wanita. Lulusan terbaik pada periode pelantikan kali ini diraih oleh Rusdy Ghazali Mauleka dengan IPK 3,84, para dokter baru tersebut lulus dengan nilai IPK rata-rata 3,30 dengan rata-rata lama studi 6 tahun 1 bulan. Mulai angkatan 2002 mahasiswa FK UGM dapat menempuh pendidikan dokter selama lima tahun, sedangkan sebelumnya pendidikan dokter paling tidak harus ditempuh selama enam tahun. "Saat ini, sekitar 400 mahasiswa asing menimba ilmu di FK UGM, angka tersebut hampir sama dengan 20 persen dari total mahasiswa FK UGM," katanya. Ia mengatakan, Indonesia masih membutuhkan banyak dokter. Jumlah dokter, termasuk dokter spesialis, yang tercatat di Konsil Kedokteran Indonesia saat ini sekitar 70 ribu. "Jumlah tersebut tentunya masih kurang karena dengan jumlah penduduk 220 juta, Indonesia masih membutuhkan 95 ribu dokter," katanya. Menurut Hardyanto, dari sekitar 70 ribu dokter yang ada, diperkirakan hanya dua per tiga yang melakukan pengabdian masyarakat, bahkan kemungkinan kurang dari itu. Banyak dari mereka yang kemudian menjadi birokrat, peneliti, sehingga tidak langsung berhubungan dengan pelayanan kesehatan. "Prospek lulusan dokter di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga jika di tahun 2010 seorang dokter harus melayani 250 penduduk, maka kekurangan 25 ribu dokter dalam tiga tahun ini tentunya sulit tercapai. Rata-rata lulusan dokter se-Indonesia setiap tahun hanya lima ribu dokter," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007