Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyuarakan pendidikan hutan untuk menyelamatkan kehidupan dengan mempertahankan tegakan.
 

“Pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran di antara pengguna hutan dan masyarakat umum tentang hutan dan kehutanan,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada peringatan Hari Hutan Internasional yang mengangkat tema Hutan dan Pendidikan.
 

Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Kamis, juga menekankan setelah menerapkan tindakan korektif untuk memulihkan hutan dan lingkungan yang sehat, langkah selanjutnya adalah menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengelola hutan dan lingkungan, melalui pendidikan dan pelatihan.
 

Lebih lanjut ia mengatakan pendidikan hutan membantu anak-anak terhubung dengan alam. Proses ini akan membuat generasi masa depan sadar akan manfaat pohon dan hutan serta kebutuhan untuk mengelolanya secara berkelanjutan.
 

Bagi beberapa anak, hutan adalah sumber makanan langsung, selain juga tempat mereka memperoleh kayu untuk tempat tinggal, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Anak-anak lain dapat menemukan hutan di ruang kelas dan sekolah hutan, dengan menghabiskan waktu di hutan dan taman kota, atau dengan belajar tentang pohon yang tumbuh di kota dan kebun, ujar dia.
 

Rimbawan yang telah menyadari pentingnya peran hutan, tetap membutuhkan pelatihan dan pendidikan untuk mengakses teknologi terbaru dalam kehutanan. FAO, lanjutnya, membantu rimbawan Indonesia untuk belajar bagaimana menggunakan teknologi satelit terbaru untuk memastikan bahwa hutan dipantau dan dikelola secara berkelanjutan.
 

Masyarakat pedesaan dan adat juga memiliki pengalaman dan pengetahuan penting tentang bagaimana melindungi sumber daya hutan dan memastikan bahwa mereka dikelola dan dipanen secara berkelanjutan.
 

“Dengan berinvestasi dalam pendidikan kehutanan di semua tingkatan, negara-negara dapat membantu memastikan para ilmuwan, pembuat kebijakan, rimbawan dan masyarakat lokal bekerja untuk menghentikan deforestasi dan memulihkan lahan yang terdegradasi. Pada gilirannya, hutan yang sehat akan membantu kita mencapai banyak tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar Kepala Perwakilan FAO di Indonesia (AI) Adam Gerrand.

 

Hutan
 

Populasi dunia akan bertambah menjadi 8,5 miliar pada 2030, sehingga peran hutan menjadi lebih penting dari sebelumnya. Hutan menjaga udara, tanah dan air tetap sehat.
 

Siti mengatakan hutan juga memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan terbesar seperti perubahan iklim, menghilangkan kelaparan dan membuat pembangunan masyarakat perkotaan dan pedesaan berkelanjutan
 

Hutan mencakup sepertiga dari semua daratan di bumi dan merupakan bagian mendasar dari ekosistem global. Hutan juga menyediakan kayu, makanan, bahan bakar dan obat-obatan untuk lebih dari sepertiga populasi dunia.
 

Selain itu, ia mengatakan hutan juga melindungi lingkungan dan mampu menyerap 2,6 miliar ton karbon dioksida (CO2) per tahun dan membantu menghadapi perubahan iklim.
 

Daerah aliran sungai memasok 75 persen air segar yang digunakan di rumah, dan lahan pertanian irigasi di hilir. Mereka melindungi daratan dari erosi, dan dapat mengurangi dampak bencana alam seperti tsunami.
 

Hutan adalah rumah bagi 80 persen spesies hewan dan tumbuhan darat di planet ini.
 

Hutan adalah salah satu sistem pendukung kehidupan, penting bagi setiap insan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan yang hanya dapat dicapai melalui pemahaman tentang hutan yang lebih baik.*


Baca juga: Ratusan hektare hutan bakau di Nagekeo terancam punah

Baca juga: Empat hektare lahan gambut di Aceh hangus terbakar

Baca juga: Di Batam terjadi 30-40 kebakaran lahan dalam sebulan


 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019