Jakarta (ANTARA) - Pelatih Satria Muda Pertamina Jakarta, Youbel Sondakh, tak kehabisan optimisme meski timnya menelan kekalahan 68-79 melawan Stapac Jakarta dalam laga pertama final IBL 2018/2019 di GOR BritAma Arena, Jakarta, Kamis malam.

"Puji Tuhan masih ada dua gim ke depan," kata Youbel singkat membuka jumpar pers purnalaga.

Pernyataan itu menggambarkan optimisme masih dimiliki oleh Youbel kendati timnya dihadapkan pada situasi harus menang dalam laga kedua final di GOR C'Tra Arena, Bandung, Sabtu (23/3).

Meski demikian Youbel justru menilai timnya tidak berada dalam tekanan di C'Tra Arena nanti.

"Hari ini kami memang agak enggak bisa keluar dari pressure. Agak sedikit berat di awal, semoga di Bandung kami bisa lebih lepas," katanya.

"Mustinya enggak ada pressure di gim kedua," ujar Youbel menambahkan.

Bagi Youbel, laga final pertama lebih penuh tekanan bagi Satria Muda selain karena tampil di markas sendiri, juga mereka menanggung beban sebagai juara bertahan kompetisi.

Ia menilai penampilan timnya tidak terlalu tertinggal jauh dari Stapac, meski nyatanya pelatih lawan Giedrius Zibenas sampai mengambil keputusan berani yakni menarik keluar bintangnya Savon Goodman di sisa tiga menit akhir pertandingan karena sudah unggul sejauh 16 poin atas Satria Muda.

"Dari sisi permainan kami tidak tertinggal terlalu jauh, memang ada hal-hal kecil yang seharusnya bisa diperbaiki di gim kedua nanti," pungkasnya.

Kedudukan final saat ini 1-0 untuk Stapac dalam format best of three atau tim pemenang dua laga akan keluar sebagai juara.

Jika pasukan Youbel bisa melunasi janjinya untuk memenangi laga kedua final, maka pertandingan ketiga bakal digelar pada Minggu (24/3).

Namun jika tidak, maka Satria Muda hanya bertolak ke Bandung untuk menghadiri pesta juara Stapac di C'Tra Arena.






 

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019