Jakarta (ANTARA News) - Program `overhaul` atau turun mesin kapal selam KRI Nanggala akan diputuskan akhir 2007, menunggu hasil kajian pemaparan dari perusahaan kapal tiga negara yang berminat untuk meng`overhaul` kapal selam buatan Jerman itu. "Saat ini sudah ada tiga penawaran, yakni dari pabrik pembuatnya HDW Jerman, Daewoo (Korea Selatan), Masgon Do (India). Alternatif lain ditawarkan HDW, yaitu overhaul bersama dengan PT PAL," kata Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Dephan, Laksamana Muda TNI Tedjo Eddy di Jakarta, Rabu. Yang penting dari program `overhaul` itu selain murah, juga dapat mengembalikan `kekuatan` kapal selam bersangkutan hingga dapat difungsikan secara maksimal sebagai alat utama sistem senjata (alutsista) strategis TNI, katanya. "Jika di-`overhaul` di PT PAL memang lebih murah, tetapi kan tidak sekadar murah, tetapi juga harus memperhatikan pembaharuan teknologi yang harus disesuaikan dengan tingkat ancaman yang dihadapi," tutur Tedjo. Ia mengungkapkan saat pihak HDW berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu, kemampuan PT PAL untuk melakukan `overhaul` KRI Nanggala sudah memadai, sehingga tidak perlu dibawa ke luar negeri dan biayanya bisa lebih murah. "Kita masih kaji semua kemungkinan. Yang penting `overhaul` itu dapat mengembalikan `kekuatan` KRI Nanggala hingga maksimal dalam menjalankan misinya," ujar Tedjo menegaskan. Pada 1997, RI sudah memutuskan membeli lima kapal selam Tipe 206 eks Jerman (buatan tahun 1969-1975), yakni yang semula di AL Jerman dinamai U-13, U-14, U-19, U-20, dan U-21. U-20 semula akan dijadikan sebagai sumber suku cadang. Dua unit dibayar lunas, yakni U-13 yang akan jadi KRI Nagarangsang (403) dan U-14 jadi KRI Nagabanda (404). Namun akibat krisis keuangan tahun 1997, nasib pembelian kapal selam Tipe 206 ini jadi tidak jelas (Santoso Purwoadi, Angkasa Daily News, 24/11/04). Sebelumnya, KRI Cakra di`overhaul` di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd (DSME), sehingga Cakra yang perangkat teknologinya buatan 1970-an kini tampil lagi dengan teknologi 1990-an. Korea Selatan punya peluang besar mendapatkan kontrak ini, karena negeri itu juga merupakan operator sembilan kapal Selam Tipe 209 Jerman, dan DSME telah membuat delapan kapal selam kelas Changbogo yang kini dioperasikan oleh AL Korea. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007