Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri sigaret kretek tangan (SKT) masih bertahan di saat era industri 4.0, sehingga pemerintah berpihak pada industri ini.

 

“Keberpihakan pemerintah saat ini terhadap industri SKT sangat jelas, sehingga pekerjaan (linting rokok kretek) itu ada terus dan berkelanjutan,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.

 

Menurut Airlangga, penerapan teknologi industri 4.0 berjalan secara paralel dan harmonis dengan industri yang menggunakan teknologi sebelumnya.

 

Airlangga menyampaikan hal itu pada acara Dialog dengan Karyawan Mitra Produksi Sigaret (MPS) dan Paguyuban Sampoerna Retail Community (SRC) di Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

 

Airlangga menegaskan pemerintah saat ini sedang fokus membangun pengembangan sumber daya manusia (SDM), khususnya di sektor industri.

 

“Ibu-ibu yang bekerja di MPS ini sudah bisa turut mensejahterakan keluarganya masing-masing. Sebab, kalau pekerja di MPS HM Sampoerna itu konsepnya sudah bagus, fasilitas kesehatan juga bisa dipakai untuk suami dan anaknya,” ungkapnya.

 

Selain itu, program kemitraan antara PT HM Sampoerna dengan Sampoerna Retail Community (SRC), sebagai wadah usaha kecil menengah (UKM) retail yang telah dibentuk di 34 provinsi meliputi 408 Kabupaten/Kota dan melibatkan lebih dari 60.000 mitra dagang, ini juga merupakan contoh program pemberdayaan UKM khususnya peretail tradisional di tingkat nasional.

 

“Program ini menunjukan kepedulian Sampoerna kepada UKM untuk dapat berkembang bersama-sama melalui peningkatan kapasitas dan menciptakan ekosistem komersial yang inklusif, yang pada akhirnya mewujudkan kemandirian perekonomian baik di tingkat daerah maupun nasional,” ujarnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Menperin berbincang dengan beberapa pelaku usaha yang tergabung di SRC. Misalnya dengan Darmini, anggota SRC yang sudah bergabung dua tahun ini mengaku gerainya semakin banyak kunjungan pembelinya karena rapih dan bersih. “Saat ini, penghasilan kami bisa mencapai Rp7-8 juta per hari,” ungkapnya.

 

Kemudian, Mohamad Fanu, anggota dari Bantul ini juga menyatakan bahwa bergabungnya dengan SRC ini merupakan suatu anugerah.

 

“Kenapa saya katakan begitu, sebelum bergabung dengan SRC, pendapatan berkisar Rp2-3 juta per hari, tetapi sekarang peningkatan penjualan menjadi Rp8 juta per hari. Mudah-mudahan saya bisa tambah satu toko lagi,” ucapnya.

 

Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Elvira Lianita menyampaikan bahwa kehadiran Menperin di sejumlah MPS HM Sampoerna menjadi sebuah apresiasi yang sangat tinggi dan bentuk komitmen dalam menjaga keberlangsungan usaha IHT nasional.

 

“Secara keseluruhan yang bekerja di MPS wilayah yogyakarta sebanyak 3.500 karyawan, karena ada dari Bantul dan Wates. Beberapa waktu lalu, Bapak Menperin sudah meninjau di Lamongan dan Mojokerto,” ungkapnya.

 

Menurut Elvira, keberadaan MPS ini tidak saja menjadi rezeki bagi karyawan yang bekerja di pabrik, tetapi juga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di sekitarnya karena dapat memacu usaha-usaha lain untuk tumbuh dan berkembang. “Karena keberadaan MPS ini turut membantu perputaran ekonomi di daerah masing-masing,” imbuhnya.

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019