Kabul (ANTARA News - Seorang prajurit Australia termasuk diantara 25 orang yang dilaporkan tewas Kamis dalam pertempuran di Afghanistan, ketika sekutu internasional meminta bantuan lebih lanjut untuk memerangi gerilyawan di negara tersebut. Prajurit itu tewas dalam serangan terhadap patrolinya Kamis di provinsi Uruzgan, Afghanistan selatan, kata Pasukan Pertahanan Australia dalam sebuah pernyataan. Ia adalah korban tewas ketiga Australia dalam perang sejak negara itu mengirim pasukan ke Afghanistan dan Irak dalam "perang teror" yang dipimpin AS setelah serangan-serangan 11 September 2001. Tahun ini, 186 prajurit internasional tewas di Afghanistan ketika mereka memerangi pemberontakan yang dikobarkan Taliban dan sekutu mereka Al-Qaeda. Dalam insiden-insiden lain, gerilyawan menyerang konvoi militer 50 kilometer sebelah utara Kabul, Rabu, dalam insiden yang menewaskan lima prajurit dan tiga gerilyawan, kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan. Empat polisi Afghanistan tewas di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, pada tengah malam ketika gerilyawan menyerang sebuah patroli polisi dengan tembakan senjata ringan dan granat roket, kata seorang gubernur kepada AFP. Dalam insiden lain, 10 gerilyawan tewas dan 14 orang cedera dalam tembak-menembak dengan polisi di distrik bergolak Daychopan di provinsi Zabul pada Rabu, kata gubernur provinsi Fazel Bary kepada AFP. Tiga polisi lagi cedera, tambahnya. Di provinsi Baghlan, Afghanistan utara, dua mantan komandan anti-pemerintah tewas Kamis ketika mereka diserang saat dalam perjalanan pulang dari perundingan mengenai penandatanganan tawaran amnesti pemerintah, kata polisi. Pemberontakan memuncak tahun ini dengan meningkatnya serangan-serangan dan lebih dari 5.000 orang tewas, sebagian besar gerilyawan yang berperang untuk Taliban. Gerilyawan Taliban mendalangi sebagian besar dari 120 serangan bom bunuh diri di Afghanistan tahun ini yang umumnya ditujukan pada pejabat pemerintah dan prajurit internasional serta pasukan keamanan Afghanistan. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007