Beijing (ANTARA News) - Sejak ditandatanganinya kemitraan strategis antara Republik Indonesia (RI) dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) April 2005 lalu, kinerja kerjasama perniagaan kedua negara meningkat dengan pesat. Menurut Wen Beiyan, dosen dari Universitas Jinan Guangzhou, saat berbicara dalam seminar bertajuk "Memberi Arti Penting Bagi Kemitraan Strategis RI-RRT, Peluang dan Tantangan" di Beijing, Jumat, pada 2005 total nilai perdagangan RI-RRT mencapai 15 miliar dolar AS, 2006 naik menjadi 18 miliar dolar AS, dan 2007 diperkirakan melampaui 20 miliar dolar AS. "Peningkatan volume perdagangan itu selama tiga tahun mencapai lebih dari 10 persen," katanya seraya mengatakan bahwa menurut kesepakatan kedua Presiden itu, hingga tahun 2010 nilai total perdagangan akan mencapai 30 miliar dolar AS. Perdagangan kedua negara pada umumnya berjalan lancar, normal, sama rata dan menguntungkan kedua belah pihak, sekalipun masih ditemui sejumlah hambatan. "Namun dengan melalui konsultasi akan dapat diselesaikan dengan baik berbagai macam kesulitan dan hambatan," kata Beiyan. Ia menilai, dalam kerjasama di bidang ekonomi, kedua negara memiliki keunggulan masing-masing, bisa saling mengisi sehingga sama-sama menguntungkan dan memberikan hasil optimal. Beiyan mengatakan, Tiongkok telah memperkuat penanaman modal infrastruktur di Indonesia, termasuk kerjasama membangun jalan tol, jalan raya, jembatan, bandar udara, pelabuhan laut, hingga pembangkit tenaga listrik. "Sejumlah investasi besar Tiongkok yang dilakukan di Indonesia adalah membangun jembatan Surabaya - Madura dan empat pembangkit listrik senilai 5,2 miliar dolar AS," tambahnya. Dalam perdagangan luar negeri Indonesia, katanya, kedudukan Tiongkok juga kian penting, mengingat sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), Tiongkok telah menggantikan kedudukan Jepang sebagai negara penting dalam ekspor-impor Indonesia. Produk impor Tiongkok ke Indonesia antara lain mesin, elektronika, tekstil dan pakaian jadi, sepatu, bahan kimia, serta plastik. Sementara Indonesia ekspor ke Tiongkok antara lain minyak mentah, gas alam, karet, kayu, kakao, serta buah-buahan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007