Wonosobo (ANTARA) - Cawapres 01 KH Ma'ruf Amin saat menyampaikan pidato pada acara Harlah NU dan Haul Akbar KH Raden Abdul Fatah ke-113, di Wonosobo Jawa Tengah, Rabu, menghentikan pidatonya ketika suara adzan untuk shalat dzuhur berkumandang.

"Suara adzan ya. Saya berhenti dulu sementara, sampai suara adzan selesai, tidak lama," kata KH Ma'ruf Amin di hadapan ribuan massa Banser NU dan masyarakat Kabupaten Wonosobo yang hadir di Alun-alun Wonosobo.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Ma'ruf sedang bercerita soal sejarah dan keberadaan organisasi NU saat ini. Menurut dia, NU didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari sebelum Indonesia merdeka dan saat ini sudah menjadi organisasi keagamaan Islam terbesar, bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia.

Ketika suara adzan berhenti, Kiai Ma'ruf berdoa sejenak, yakni doa setelah adzan, baru kemudian melanjutkan sambutannya.

Kiai Ma'ruf juga bercerita, bagaimana peranan NU serta santri dalam perjuangan kemerdekaan dan upaya mempertahankan kemerdekaan, karena penjajah datang lagi ke Indonesia, pada September 1945.

Atas keputusan, KH Hasyim Asyari yang saat itu menerbitkan fatwa, wajib berjihad membela negara, menurut Kiai Ma'ruf, kemudian meletus pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. "Para santri pondok pesantren memiliki kontribusi besar," katanya.

Namun, jasa para santri tersebut, menurut dia, baru diakomodasi negara, pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang memutuskan menjadikan Hari Santri Nasional, pada 22 Oktober.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019