Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun 2008 bisa mencapai tujuh persen bila pemerintah mampu meningkatkan efisiensi dan mengintensifkan penyaluran anggaran. "Kalau efisiensi bisa ditingkatkan, penyaluran anggaran terus diintensifkan dan pemanfaatannya bisa disegerakan saya kira tidak tertutup kemungkinan seperti dikatakan pemerintah, tujuh persen tahun 2008," katanya di Jakarta, Jumat. Ia menambahkan pihaknya tahun 2008 tetap optimis bahwa pertumbuhan 6,5 persen sebagai nilai tengah dari target 6,3 - 6,7 persen akan tercapai. Selain itu ia juga mengungkapkan perkembangan harga minyak dunia dan `carry trade` telah mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Menurut dia naiknya harga minyak bisa menguatkan nilai rupiah karena secara keseluruhan neraca berjalan Indonesia untuk minyak dan gas surplus. Apalagi menurut dia kenaikan tersebut juga meningkatkan harga komoditas untuk subtitusi minyak seperti CPO. "Ini akan menambah `inflow` (dana masuk) ke Indonesia," katanya. Namun demikian menurut dia kenaikan harga minyak juga dapat membuat tekanan inflasi karena memberikan tekanan kepada kenaikan harga-harga barang. "Jadi memang harus dicermati secara akurat angka-angka itu saya kira BI di awal bulan akan melihat itu," katanya. Sementara itu, sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengungkapkan, ekonomi Indonesia harus tumbuh 6,5 - 7,0 persen pada 2008 untuk dapat menekan angka pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu, Boediono mengatakan pihaknya mengharapkan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan rencana yaitu 6,5-7 persen pada 2008.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007