Estepona, Spanyol (ANTARA News) - Delegasi dari 118 negara pada Kongres Kantor Berita Sedunia II yang berkumpul di Estepona, Spanyol, Jumat, bersumpah bahwa industri pers yang ditandai dengan Internet dan informasi gratis tidak akan membunuh kantor berita. "Kantor berita tidak akan mati. Internet bukan pisau yang bisa membunuh kami," kata mantan Wakil Presiden Kantor Berita Amerika Serikat Associated Press (AP) Claude Ebsen yang menjadi panelis dalam diskusi dengan topik "Masa Depan Kantor Berita dan Trend Media". Hadir dalam Kongres Kantor Berita Sedunia II itu delegasi Indonesia yang diwakili oleh LKBN ANTARA, antara lain Direktur Pemberitaan dan Keuangan Saiful Hadi, Direktur Umum dan SDM Rajab Ritonga dan Wakil Pemred Bidang Umum Akhmad Kusaeni. Sebelumnya, ada ketakutan bahwa dalam revolusi informasi yang ditandai dengan Internet maka kantor berita akan menjadi makhluk yang sekarat dan segera punah. Kantor berita dianggap sebagai industri pers masa lalu dan dibunuh oleh kehadiran internet karena siapa pun bisa menjadi pemasok informasi sebagaimana peran kantor berita selama ini. "Apakah Internet membunuh kantor berita? Itu salah, sama sekali salah," kata Ebsen yang diamini oleh Marcel Fenez, panelis lain yang ahli media dari Price Waterhouse Cooper. "Masa depan kantor berita sangat baik. Jauh dari dugaan akan punah, sebaliknya peranan kantor berita di era multimedia akan sangat dibutuhkan," kata Fenez. Salah satu siasat agar kantor-kantor berita bisa tetap bersaing di era ingar-bingar Internet, menurut Fenez dan Ebsen, adalah masuk ke arena multimedia dan konvergensi. Konvergensi merupakan sebuah mantra atau berhala baru di industri pers, khususnya perkantorberitaan. Perusahaan pers dan kantor berita, katanya, kini memproduksi berita tidak hanya teks, tetapi juga gambar, audio dan video. Sejumlah kantor berita bahkan melayani berita lewat Internet dan pesan pendek SMS ke pengguna telepon seluler. Direktur Umum dan SDM LKBN ANTARA Rajab Ritonga membenarkan pernyataan para panelis. Bagi ANTARA yang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diperintahkan menjadi Kantor Berita Kelas Dunia, konvergensi merupakan sebuah keniscayaan, sehingga pilihannya hanya dua: konvergensi atau mati. LKBN ANTARA, katanya, telah berkembang menjadi kantor berita multimedia yang memasok informasi untuk berbagai media, seperti cetak, foto, radio, gambar televisi, online media, dan bahkan layanan berita SMS. "Wartawan ANTARA kini dituntut untuk menjadi super-reporter, yaitu dia harus bisa menulis berita untuk media cetak dalam bentuk teks, gambar untuk foto berita, laporan lisan untuk radio, dan merekam gambar untuk televisi," tegasnya. Sementara itu Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA Saiful Hadi mengatakan dalam upaya memenuhi harapan Kepala Negara agar ANTARA menjadi "world class news agency" (kantor berita kelas dunia) seperti halnya Reuters, AP dan AFP, pihaknya akan meningkatkan peran internasional kantor berita yang saat ini memasuki usia 70 tahun. Untuk itu, delegasi Indonesia di Kongres Kantor Berita Sedunia II itu memanfaatkannya untuk lobi, meminta dukungan dan menjajagi kerja sama dengan 118 kantor berita yang hadir di Spanyol. "Apalagi bulan Desember nanti, ANTARA akan menjadi tuan rumah Sidang Majelis Umum Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik OANA. Kami mengajak mereka bisa hadir dan membantu ANTARA yang menjadi Presiden OANA untuk masa jabatan tiga tahun ke depan," katanya. OANA beranggotakan 33 kantor berita di kawasan Asia Pasifik. LKBN ANTARA terpilih menjadi Presiden OANA pada pertemuan Dewan Direktur OANA di Teheran beberapa waktu lalu menggantikan Bernama dari Malaysia. Menurut rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan membuka Sidang OANA tersebut sekaligus merayakan peringatatan 70 tahun LKBN ANTARA pada 13 Desember 2007.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007