London (ANTARA News) - Ahli ilmu politik dari The Australian National University (ANU), Dr Harold Crouch, meyakinkan masyarakat Indonesia, mahasiswa dan para pemerhati Indonesia yang hadir dalam ceramahnya di Aula KBRI Praha, Ceko, bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara Islam. "Indonesia tidak akan menjadi negara Islam," ujar Coutch, dengan menyampaikan berbagai alasan yang mendukung pernyataannya tersebut, demikian keterangan juru bicara KBRI Ceko, Azis Nurwahyudi, kepada ANTARA, London, Sabtu. Berjalannya proses demokratisasi, desentralisasi, adanya perubahan konstitusi, dan penegakan hukum yang semakin baik, serta lancarnya pemilu dan pilkada di Indonesia menjawab berbagai tantangan yang mengarah ke perubahan yang tidak baik, termasuk disintegrasi bangsa, ujar ahli ilmu politik dari The Australian National University tersebut dengan gamblang. "Kenyataan seperti itulah juga yang meyakinkannya bahwa Indonesia tidak akan mengubah dirinya menjadi negara Islam," ujar Crouch lagi dalam acara yang dihadiri Dubes RI untuk Ceko, Salim Said, itu. Pada awalnya Crouch yang dikenal sebagai ahli yang menulis mengenai peran politik tentara di Indonesia mengaku sempat skeptis terhadap perubahan yang terjadi pada awal pasca reformasi. Namun setelah melihat adanya perubahan institusi politik yang membaik, maka pemikirannya pun berubah. Crouch menegaskan secara formal institusi politik di Indonesia sudah sesuai dengan ukuran demokrasi internasional. Ketika menyinggung tempat atau perana TNI dalam panggung politik dewasa ini, Crouch melihat aspek pembiayaan militer sebagai hal serius yang harus segara diatasi. "Seperti akademisi yang menginginkan anak mereka mendapat pendidikan yang baik, tentara juga demikian," ujarnya. Dalam kesempatan itu, Crouch juga menyinggung hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia, karena pemerintah Australia menegaskan keinginan untuk menjalin hubungan yang baik dan kerja sama dengan Indonesia. Sebagai negara yang bertetangga, maka hubungan baik dan kerja sama yang menguntungkan adalah pilihan terbaik bagi keduanya, ujarnya. Crouch menyadari seringkali terjadi perbedaan pandangan di tataran masyarakat kedua negara, terutama mengenai konsep Hak Azasi Manusia. Namun diharapkan perbedaan tersebut dapat dikurangi dengan mengurangi kesenjangan informasi atau `information gap" yang selama ini terjadi. Pada akhir ceramahnya Crouch mengingatkan meskipun terdapat perubahan yang membaik, masih banyak "pekerjaan rumah "yang harus diselesaikan Indonesia, seperti pembangunan ekonomi yang menyangkut kehidupan rakyat dan penyelesaian konflik lokal yang dapat mengganggu jalannya sistem politik di Indonesia. Menurut Azis Nurwahyudi, ceramah yang diakhiri dengan tanya jawab ini merupakan kegiatan tetap KBRI Praha dalam rangka peningkatan wawasan warga Indonesia dan pemerhati Indonesia di Ceko. Selain Dr. Harold Crouch, beberapa waktu sebelumnya juga pernah tampil Prof. Dr. R. W. Liddle dari Ohio State Univesity, Dr. Syafii Anwar dari Jakarta dan Prof. Dr., Martin Van Bruinissen dari Universitas Utrech, Belanda, demikian Azis Nurwahyudi. (*)

Copyright © ANTARA 2007