Nanning, Tiongkok (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menawarkan kepada investor Tiongkok untuk ikut membangun serta memperbaiki sejumlah fasilitas pelabuhan yang ada selama ini, sehingga diharapkan akan menjadi pelabuhan yang lebih memadai. Hal tersebut dikemukakan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal di sela penyelenggaraan China-ASEAN (CAEXPO) yang berlangsung 28-31 Oktober 2007, di Nanning, Wilayah Otonomi Guangxi, Tiongkok, Minggu. Menurutnya, pihak Tiongkok berharap mau melakukan investasi terhadap sejumlah pelabuhan yang ada di Indonesia sehingga bisa lebih maju dan modern. Ia mencontohkan, pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, perlu di-tata ulang sehingga bisa menjadi pelabuhan yang maju dan bertaraf internasional. Demikian pula pelabuhan besar lainnya seperti Tanjung Emas, Tanjung Perak, Pelabuhan Cirebon, serta Pelabuhan Makassar. "Kita juga menawarkan sejumlah pelabuhan yang belum beroperasi seperti yang ada di Bojonegara, untuk bisa dilirik oleh investor Tiongkok," katanya. Menhub mengatakan, Indonesia saat ini memiliki 977 pelabuhan tapi yang dikategorikan sebagai pelabuhan internasional sebanyak 141 pelabuhan. "Tapi kita ingin hanya tinggal 25 pelabuhan berskala internasional saja untuk memudahkan pengawasan aspek keselamatan dan keamanan dan sesuai dengan standar internasional," kata Jusman. Dalam penyelenggaraan CAEXPO ini, katanya menambahkan, para Menteri Perhubungan dari ASEAN dan Tiongkok juga melakukan pertemuan untuk mengkonsolidasikan kerjasama kedua pihak di bidang pelabuhan. Sejumlah aspek yang dibicarakan antara lain aspek keselamatan dan keamanan pelayaran juga pelabuhan, juga keselamatan dan perawatan pantai, serta kelancaran arus barang. "Tema yang diangkat dalam CAEXPO tahun ini memang Pembangunan Pelabuhan," katanya. Rencananya, kata Menhub, akan ada deklarasi kerjasama bersama antara para Menteri Perhubungan ASEAN dan Tiongkok untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan pelabuhan di masing-masing negara. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007