Kuala Lumpur (ANTARA News) - Markas besar Polisi Malaysia yang dikenal dengan "Bukit Aman" akan memeriksa laporan Yunus Lubis, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Selasa besok (30/10) di kediamannya di Kajang, Selangor, terkait dengan operasi Rela, pasukan sipil sukarelawan, Malaysia. "Kemarin Bukit Aman menelpon saya langsung untuk menindaklanjuti laporan saya bahwa Rela melakukan pemeriksaan dengan cara mendobrak pintu rumah saya pada Minggu dinihari (7/10)," kata Yunus di Kajang, Selangor, Senin. Selain polisi Malaysia, Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Mustapa Mohamed telah meminta bertemu langsung dengan Yunus Lubis Rabu (17/10) berkaitan dengan kesimpangsiuran informasi. Menurut informasi di media massa Indonesia, pasukan Rela mendobrak pintu rumah Yunus secara paksa sehingga menimbulkan kerusakan. Tapi Direktur Rela Zaidon Asmoni mengajak wartawan Malaysia meninjau ke rumah Yunus Lubis tanpa konfirmasi dan bertemu dengan penghuni. Rela dan media massa Malaysia membantah bahwa Rela telah merusak pintu rumah Yunus. "Mereka datang tanpa informasi. Jika mereka memberikan informasi kami akan tunjukan pintu kami yang rusak. Tapak-tapak kaki Rela pun belum kami hapuskan di dalam rumah," katanya. Direktur Rela bahkan memerintahkan anak buahnya untuk membuat laporan polisi bahwa Yunus telah melakukan pencemaran nama baik. "Berdasarkan pembicaraan dengan menteri, dia lebih percaya dengan kami dan akan mengajukan surat protes kepada Rela dan Kementerian Dalam Negeri Malaysia. Menteri juga berjanji akan mengundang open house dan pertemuan dengan 40 mahasiswa Indonesia di UKM," katanya. "Kami telah diundang acara open house menteri tapi janji dia untuk melakukan dialog masih kami tunggu realisasinya," tambah dia. Berdasarkan hasil pembicaraan dengan Menteri Mustapa, tampak sekali kekhawatirannya target mendatangkan 100.000 pelajar asing pada tahun 2010, di mana Indonesia menjadi target utama bisa tidak tercapai dengan adanya pemeriksaan brutal Rela terhadap mahasiswa Indonesia dan perampokan yang dialami tujuh mahasiswa belum lama ini. Berdasarkan data Imigrasi Malaysia, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Malaysia sekitar 14.000 dari sekitar 40.000 mahasiswa asing yang belajar di Malaysia atau sekitar 35 persen. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007