Jakarta (ANTARA News) - Belgia menawarkan alternatif gerbang masuk ekspor Indonesia menuju Uni Eropa (UE) melalui negara bagian (region) Wallonia, di Belgia selatan, sejalan dengan makin kuatnya kinerja perdagangan dan ekonomi Indonesia-Eropa. Komisioner Perdagangan Belgia untuk negara-negara Asean, Philippe Delcourt pada jumpa pers di Jakarta, Senin, mengatakan, terdapat beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh negara bagian Wallonia. Antara lain, adanya pelabuhan sungai Liege -- pelabuhan sungai kedua terbesar di Eropa -- yang menyediakan jalur langsung ke Pelabuhan Antwerp dan Deebrugge (keduanya di Belgia) dan Rotterdam (Belanda). Selain itu, terdapat bandara internasional Liege yang beroperasi selama 24 jam dengan landing fee yang sangat kompetitif, tidak ada tarif khusus untuk pendaratan kargo pada malam hari, serta layanan bandara yang diklaim sebagai salah satu terbaik di Eropa. "Karena posisi geografisnya yang strategis di Eropa, maka melalui negara bagian Wallonia, distribusi barang dapat dengan cepat menjangkau hampir 65 persen pasar Uni Eropa," kata Delcourt. Selain menawarkan Wallonia sebagai gerbang masuk ekspor Indonesia ke Eropa, dia juga mengharapkan para pengusaha Indonesia mau menanamkan investasinya di negara bagian tersebut. "Produk elektronika dan mebel Indonesia telah memiliki jaringan pasar yang bagus di Eropa, jadi lebih baik sekalian menanamkan modalnya di Wallonia," kata dia. Terdapat beberapa insentif pengurangan pajak yang diberikan Pemerintah Belgia kepada para investor asing, dihitung berdasarkan harga pembelian lahan, bangunan, serta investasi aset tak berwujud ("intangible asset investment"). Dia mengatakan, negara bagian Wallonia memiliki keunggulan tersendiri sebagai gerbang masuk bagi ekspor Indonesia ke Eropa dibanding dengan Pelabuhan Rotterdam, Belanda, yang secara tradisional selama puluhan tahun menjadi tempat berlabuh komoditas ekspor Indonesia ke benua tersebut. Menurut dia, harga lahan di Rotterdam saat ini sangat tinggi, yakni sekitar 400 euro per meter persegi ditambah dengan adanya kepadatan arus ekspor-impor di pelabuhan itu yang membuat eksportir ke pasar Eropa mencari alternatif pintu masuk lain, termasuk Wallonia. Hal senada dikemukakan Dubes Belgia untuk Indonesia, Marc Trenteseau yang mengatakan untuk negara bagian Flandria (Vlaams) yang berada di Belgia utara, pintu masuk ekspor melalui Pelabuhan Antwerpen juga telah padat, sama seperti halnya Pelabuhan Rotterdam, Belanda. Karena itu, kata dia, Wallonia merupakan alternatif terbaik bagi eksportir Indonesia. "Dari Wallonia Anda dapat mencapai London, Paris, Frankfurt dan Amsterdam dalam jarak hanya 400 kilometer," kata dia. Data Kedubes Belgia menyebutkan hingga akhir 2006 ekspor Indonesia ke Belgia sebesar 600 juta euro sementara ekspor Belgia ke Indonesia hanya sebesar 300 juta euro. Sementara itu, data Eurostat hingga Desember 2005 ekspor Indonesia ke Uni Eropa (periode Januari-Oktober 2005) mencapai 8,8 miliar euro, sementara ekspor Uni Eropa ke Indonesia sebesar 3,7 miliar euro. Dari 10 komoditas ekspor utama Indonesia ke Eropa, terdapat empat komoditas yang mengalami kenaikan ekspor, yakni mebel (furniture) dengan nilai ekspor 740,29 juta euro atau naik 2,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, kayu dengan nilai ekspor 583,19 juta euro (naik 9,3 persen), produk alas kaki dengan nilai ekspor 435,82 juta euro (naik 2,8 persen), serta karet dengan nilai ekspor 410,59 juta euro (naik 15,6 persen). (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007