Surabaya (ANTARA) - Calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan Joko Widodo agar bisa menang pada Pilpres 2019 di Madura setelah pada 2014 hanya menang di Jawa Timur.

"Jawa Timur sudah menang, Madura harus menang," kata Ma'ruf di sela kampanye terbuka di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin.

Pada 2014, suara Pilpres di Kabupaten Bangkalan, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraup 644.608 suara dan Jokowi-Jusuf Kalla dapat 149.258 suara. Di Kabupaten Sampang Prabowo-Hatta 474.752, sementara Jokowi-JK dapat 162.785.

Di Kabupaten Pamekasan, Prabowo-Hatta 378.652 dan Jokowi-JK meraih 135.178. Di Kabupaten Sumenep Prabowo-Hatta 332.956 dan Jokowi-JK raih 245.410.

Bila ditotal perolehan suara Prabowo-Hatta se-Madura sebanyak 830. 968, sementara Jokowi-JK berjumlah 692.631. Artinya, Prabowo-Hatta unggul 138.337 suara dari Jokowi-JK.

Kepada massa di Sumenep, Ma'ruf mengklarifikasi informasi soal Presiden Jokowi yang anti-Islam dan antiulama.

Menurut dia, Jokowi anti-Islam tidak benar karena tidak terbukti membubarkan Kementerian Agama, melarang adzan dan melegalisasi zina.

Jika Jokowi antiulama, lanjut dia, maka tidak akan ada realisasi Hari Santri Nasional. Selain itu, Jokowi justru menggandeng ulama sebagai cawapresnya dalam Pilpres 2019.

"Kalau ada yang bilang benci ulama, maka tidak benar," kata dia.

Adapun Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres-cawapres yaitu nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019