Surabaya (ANTARA News) - Biaya produksi gula pada musim giling 2008 diperkirakan mengalami kenaikan akibat imbas dari melonjaknya harga minyak bumi di pasar dunia beberapa waktu terakhir. Wakil Sekjen Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Adig Suwandi kepada wartawan di Surabaya, Rabu, memastikan kenaikan harga minyak bumi akan berimbas terhadap struktur biaya pabrik gula, baik yang berasal dari komponen kebun atau budidaya maupun pengolahannya di pabrik. "Apalagi hingga kini masih banyak pabrik gula yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energi," katanya. Kenaikan harga minyak bumi juga memberi efek domino terhadap keseluruhan biaya produksi, mulai dari sewa lahan, harga agroinputs, budidaya, angkutan hingga panen dan tenaga kerja. "Yang pasti, kenaikan itu berdampak terhadap terbentuknya harga pokok produksi gula. Namun berapa kenaikannya, belum bisa diprediksi," jelasnya. Menurut Adig, harga minyak bumi yang mahal juga akan memaksa sejumlah negara produsen gula dunia yang tidak memiliki cadangan dan sumber minyak cukup memadai beralih ke biofuel. Seperti Brazil yang kini memproduksi gula sekitar 30 juta ton per tahun, lanjutnya, pasti lebih senang memproduksi etanol untuk energi dengan mengurangi produksi gulanya. "Kalau Brazil dan banyak negara produsen utama gula dunia lebih tertarik memproduksi etanol dengan mengurangi produksi gula, tentu pasokan gula dunia akan berkurang. Dampaknya, harga gula dunia akan melonjak," katanya. Sejauh ini, lanjut Adig Suwandi, masih sulit memprediksi kenaikan harga gula tersebut, karena sangat tergantung seberapa banyak stok dan gula yang diperdagangkan pada 2008. Namun hingga saat ini, harga gula di pasar dunia belum terlalu terpengaruh dengan lonjakan harga minyak bumi yang sudah berada di atas 90 dolar AS per barel. Data yang diperoleh Ikagi dari Bursa Berjangka London, harga gula dunia masih berada pada kisaran 280-285 dolar AS per ton FOB (harga di negara asal belum termasuk biaya pengapalan dan premium). "Masalahnya, gula yang beredar di pasar dan sebagian masih tersimpan di gudang merupakan hasil giling 2007 yang struktur biayanya belum terpengaruh kenaikan harga minyak sekarang," tambah Adig. Ia menambahkan produksi gula dunia pada tahun ini diperkirakan mencapai 167 juta ton, sementara konsumsi sekitar 150 juta ton. Apabila ditambah stok awal tahun, hingga akhir 2007 nanti akan terdapat kelebihan pasokan gula sekitar 47 juta-50 juta ton di dunia. "Jadi kalau pun harga gula hasil giling 2007 mengalami kenaikan, semata-mata karena biaya transportasi dari negara asal ke tujuan impor," kata Adig Suwandi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007