Bangkok (ANTARA News) - Para pembangkang Myanmar, Kamis mendesak ASEAN menangguhkan keanggotaan negara itu jika para pemimpinnya tetap mengabaikan imbauan internasional untuk melakukan proses rekonsiliasi nasional. Para pemimpin Mahasiswa Generasi 88 -- bekas pembangkang-pembangkang gerakan anti militer tahun 1988 di Myanmar-- mengirim sepucuk surat kepada PM Singapura Lee Hsien Loong dan Menlu George Yeo mendesak ASEAN mengambil tindakan untuk meningkatkan tekanan terhadap militer Myanmar untuk memulai dialog politik dengan kekuatan-kekuatan oposisi. Singapura adalah ketua ASEAN sekaraang, dan akan menjadi tuan rumah KTT tahunan organisasi itu dan perundingan-perundingan persiapan 17-23 Nopember. Myanmar, yang dulunya bernama Burma, bergabung dengan ASEAN tahun 1997 dan ternyata menodai citra kelompok kawasan itu. Kendatipun ASEAN, yang umumnya mempertahankan satu sikap tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota, terpaksa mengecam tindakan kejam penguasa Myanmar terhadap unjukrasa damai yang dipimpin biksu pada 25-27 September, yang dikecam dunia. Tetapi kelompok Mahasiswa Generasi 88 mengatakan ASEAN perlu berusaha lebih keras untuk membawa Dewan Perdamaian dan Pembangunan Negara Myanmar (SPDC), junta menyebut namanya sendiri, ke meja perundingan dengan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi dan para penentang lain rejim itu. Kelompok Mahasiswa Generasi 88, yang kehilangan 40 anggotanya ditahan antara Agustus dan September menyerukan ASEAN "mempertimbangkan penangguhan keanggotaan SPDC dalam ASEAN jika rezim itu mengabaikan permintaan-permintaan masyarakat internasional." ASEAN beranggotakan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,Thailand dan Vietnam. Kelompok mahasiswa itu juga menyerukan ASEAN menolak proses perancangan konstitusi SPDC, mendukung usaha-usaha utusan khusus PBB Ibrahim Gambari dan menghentikan penjualan senjata-senjata dan teknologi intelijen kepada rezim itu. Surat generasi 88 yang diperoleh di Bangkok itu ditandatangani oleh Tun Myint Aung, Nilar Thein dan Soe Htun. Sementara itu di New York, PBB mengumumkan Gambari akan ke Myanmar, Sabtu dan akan berada di sana sampai 8 November. Jurubicara PBB Michelle Montas mengatakan Gambari akn bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki Moon di Istambul, Sabtu, untuk membicarakan tugasnya sebelum ke Myanmar. "Dalam kunjungan mendatang ke Myanmar itu, Gambari akan menindak lanjuti tawarannya untuk membantu pelaksanaan rekomendasi yang dibuat kepada pemerintah selama kunjungannya lalu," kata Montas kepada DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007