Banjarmasin (ANTARA News) - Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Adhyaksa Dault meminta Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, agar mundur dari jabatannya, menyusul pernyataan induk organisasi sepakbola dunia (FIFA) yang mendesak PSSI untuk memilih ulang ketuanya. "Meskipun dalam ketentuan FIFA pemerintah tidak boleh turut campur persoalan internal PSSI...tetapi secara pribadi karena ini menyangkut sportivitas, saya minta ke Pak Nurdin untuk mundur," kata Menegpora. "Jadi kami membutuhkan kebesaran jiwa Pak Nurdin, agar masalah ini tidak menjadi polemik terus-menerus, sehingga pembinaan sepakbola kita menjadi terhambat," lanjut Adhyaksa, saat berbicara kepada wartawan usai mengikuti pembukaan Pomnas di Banjarmasin, Jumat. Dikatakannya, terlepas dari persoalan prestasi PSSI, baginya yang terpenting adalah nilai-nilai sportivitas. "Jadi saya yakin Pak Nurdin dengan menjunjung tinggi sportivitas, mau mengundurkan diri dan mendukung tokoh lain untuk meneruskan cita-citanya," katanya. Adhyaksa juga mengatakan telah meminta Ketua Umum KON dan KOI, Rita Subowo, untuk mengklarifikasi kepada FIFA mengenai keputusannya itu dan telah dijawab oleh FIFA dengan meminta dilakukan pertemuan untuk memilih ketua baru PSSI. "Jawaban FIFA betul minta untuk memilih ketua baru," tegasnya. Rita Subowo yang juga hadir dalam pembukaan Pomnas membenarkan pernyataan Adhyaksa. Ia mengatakan telah mengirim surat elektronik ke bagian legal FIFA dan mendapat jawaban bahwa memang benar pada saat pertemuan eksekutif ada pengukuhan atas keputusan FIFA tersebut. "Dari situ sudah jelas bahwa FIFA minta PSSI melakukan pemilihan ulang, namun hal itu tidak pernah dilaksanakan. Dalam e-mail balasannya, FIFA mengatakan situasi PSSI sudah sangat serius jadi kalau menolak hal-hal yang ditentukan ini PSSI akan mendapat skorsing ,seperti yang pernah diterima oleh Kuwait meski kasusnya berbeda," kata Rita. "Untuk itu kita harus mengutamakan kepentingan olahraga Tanah Air, terutama sepakbola. Saya minta PSSI meninjau kembali keputusannya supaya dunia olahraga dan terutama sepakbola kita tidak mengalami kerugian," lanjutnya. Rita juga mengatakan akan segera bertemu dengan jajaran PSSI untuk membahas masalah tersebut setelah ia kembali dari Banjarmasin. "Pak Nurdin tadi sudah menelepon saya dan saya minta agar jajaran PSSI segera bertemu saya, nanti setelah saya pulang dari Banjarmasin," katanya. Rencananya Sekjen PSSI akan datang ke Sekretariat KONI, Jumat (2/11) pukul 15.00 WIB untuk memberi penjelasan kepada Rita. Dalam sidang Komite Asosiasi FIFA yang berlangsung di Zurich, Swiss, Senin lalu, FIFA menegaskan PSSI harus "mengatur kembali" pemilihan ketua umumnya. Siaran pers FIFA Melalui siaran pers di situs web resminya, FIFA menyatakan telah mengirim surat kepada PSSI pada Juni 2007 yang menyatakan bahwa pemilihan ketua umum pada 20 April di Makassar, Sulawesi Selatan, -- sehari setelah Pedoman Dasar PSSI yang baru disetujui -- tidak sesuai dengan garis waktu yang telah ditetapkan dalam Pedoman Dasar Tersebut. Selain itu Komite Asosiasi FIFA juga menegaskan, berdasarkan prinsip dasar FIFA, seseorang yang pernah dihukum karena melakukan kejahatan dan atau tengah menjalani hukuman penjara tidak diperkenankan ikut dalam pemilihan (ulang) tersebut. Keputusan itu menegaskan kembali isi Artikel 7 Kode Etik FIFA yang antara lain menyatakan orang-orang dengan catatan kriminal dianggap tidak memenuhi syarat untuk menjadi pengurus. (*)

Copyright © ANTARA 2007