Cianjur (ANTARA) - Calon Wakil Presiden RI Sandiaga Salahuddin Uno berjanji akan menyelesaikan berbagai persoalan sosial yang ada di Cianjur, Jawa Barat, saat menggelar kampanye terbuka di Gedung Herlina, Cianjur Kamis.

"Banyak persoalan yang disampaikan warga Cianjur, salah satunya tidak boleh ada impor obat-obatan dan bibit saat panen. Ini akan kami hentikan, tidak ada lagi banyak barang impor masuk Indonesia," katanya di hadapan ribuan warga Cianjur.

Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Cianjur selama ini sangat terkenal sebagai daerah pertanian dengan beras Pandanwanginya dan tempat wisata yang terkenal hingga ke luar negeri.

"Cianjur sudah sangat terkenal sebagai kabupaten agrobisnis sehingga kita harus menjadikan kabupaten ini sebagai kabupaten pengekspor beras, bukan pengimpor," katanya.

Beras Pandanwangi sudah mendunia, bahkan sudah terkenal hingga ke Jepang, Korea, dan Thailand. Jika terpilih, dia bersama Prabowo-Sandi bertekad meningkatkan hasil pertanian.

Ia juga menjelaskan bahwa Cianjur memiliki destinasi wisata yang sudah mendunia, seperti Situs Megalitikum Gunung Padang, Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, dan wisata laut selatannya.

Menurut dia, potensi tersebut harus mendapat perhatian lebih ke depannya agar masyarakat dapat merasakan langsung hasil dari kekayaan alam yang ada di wilayahnya. Prabowo-Sandi, tambah dia, akan membuka 15 juta lapangan kerja untuk mengatasi persoalan pengangguran yang saat ini masih cukup besar.

Sebelum menutup sambutanya, Sandi mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga nilai demokrasi dalam Pemilu 2019 dengan baik. Salah satunya adalah menolak secara tegas upaya pembelian suara.

Di hadapan masyarakat Cianjur, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, Sandi sempat menyinggung kasus korupsi pupuk yang diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menjerat politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso.

"Kemarin beberapa waktu lalu ada OTT (operasi tangkap tangan) kejadian korupsi. Pupuk petani malah dikorupsi. Ini jelas menyakiti petani yang selama ini sulit menjangkau harga pupuk," katanya.

Uang hasil korupsi tersebut, kata dia, bagi pemenangan salah satu kontestan pemilu. "Uang suap dimasukkan dalam amplop untuk serangan fajar, ada cap jempol, ini jelas menyakiti dan mencederai demokrasi," katanya.

Sandiaga meminta seluruh masyarakat menjaga proses demokrasi yang hanya tinggal beberapa hari ini dengan cara baik dan mengikuti hati nurani.

Pada kesempatan itu, Sandiaga juga sempat melakukan simulasi pencoblosan Pilpres 2019 pada sebuah baliho berukuran sekitar 2 meter persegi bergambar dirinya dan Prabowo Subianto.

"Bismillahirrahmanirrahim, tusuk nomor 02 Prabowo Sandi," kata Sandi yang kembali membuat suasana riuh teriakan masyarakat mendukung Prabowo-Sandi.

Kampanye terbuka tersebut dihadiri sejumlah petinggi partai pendukung, di antaranya Ahmad Heryawan, Syarifuddin Hasan, Eky Awal Muharram, dan sejumlah struktural partai pendukung Pasangan Calon Presiden/Wakil Presiden Nomor Urut 02.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019