Jakarta (ANTARA) - Atlet panjat tebing nasional Aspar Jaelolo meraih medali perunggu nomor speed world record putra pada ajang FSC Climbing World Cup di Moskow, Rusia, Jumat (12/4) waktu setempat.

Berdasarkan data dari FPTI yang diterima media di Jakarta, Sabtu, di babak perebutan perunggu, Aspar berhadapan dengan Long Chao dari China. Aspar unggul dengan catatan waktu 6,083 detik berbanding 10,004 detik.

Sedangkan medali emas di speed world record putra diraih oleh Bassa Mawem dari Prancis. Mawem mengalahkan Vladislav Deulin dari Rusia dengan catatan waktu 5,656 detik berbanding 11,545 detik.

Aspar Jaelolo mengaku pada kejuaraan ini sebenarnya dia membidik medali emas. Namun, ia mengaku tetap senang masih bisa mengamankan posisi di peringkat ketiga.

"Untuk seri World Cup di Eropa, ini medali pertama kali. Saya berharap bisa emas, tetapi saya senang bisa dapat perunggu karena saingannya sangat ketat untuk masuk final. Tuan rumah saja menurunkan 15 atlet, jadi saingannya berat," kata Aspar dalam keterangan resminya.

Aspar mengaku sempat terpeleset di babak kualifikasi. Hal itu disebabkan ia masih beradaptasi untuk posisi start lantaran baru konsentrasi berlatih speed selama dua pekan di Pelatnas Pra-Olimpiade.

Baca juga: Tim panjat tebing raih satu emas, dua perak di China
Baca juga: FPTI Jakarta siapkan regenerasi Aspar dalam pelatnas


Sementara di nomor speed world record putri, Indonesia harus mengakui keunggulan atlet negara lain. Langkah "Spiderwoman" Aries Susanti Rahayu terhenti di perempat final saat melawan Anouck Jaubert. Adapun juara pertama hingga peringkat ketiga berturut-turut adalah Song Yi Ling dari China, Anouck Jaubert dari Prancis, dan Iuliia Kaplina dari Rusia.

Pelatih Pelatnas Pra-Olimpiade Hendra Basir mengatakan dalam seri world cup ini ia menargetkan atletnya bisa masuk empat besar baik putra maupun putri. Dari hasil tersebut, Aspar mampu memenuhi target untuk putra, sedangkan perwakilan atlet putri harus tersisih di perempat final. Namun, ia menilai performa atlet Tanah Air masih on the track.

"Secara peringkat memang kita enggak masuk empat besar (putri), tetapi untuk peringkat combined, Aries masih di peringkat dua di bawah Anouck. Jadi masih aman," kata Hendra.

Hendra mengakui pada fase saat ini ada penurunan performa dari para atlet lantaran pelatnas baru dimulai sejak kurang lebih dua bulan lalu. Selama itu pula para atlet lebih fokus berlatih untuk lead dan boulder. Para atlet baru fokus latihan speed sekitar dua minggu.

"Masih on the track. Performa menurun, tetapi secara umum kita masih di level elit," tutur dia.

Baca juga: Indonesia siapkan 10 atlet panjat tebing menuju Olimpiade Tokyo
Baca juga: Jakarta akan miliki sarana panjat tebing berstandar internasional jelang kejuaraan Asia


Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2019