Madrid (ANTARA News) - Polisi Spanyol, Ahad, menjinakkan dua bom yang dipasang oleh gerilyawan separatis Basque, ETA, di kota kecil pantai di bagian utara negeri tersebut, Getxo, kata beberapa pejabat pemerintah lokal. Polisi menemukan bom pertama setelah petugas dinas darurat menerima telefon sekitar pukul 05:15 GMT (12:15 WIB) yang memberitahu mereka bahwa ETA telah memasang bom di luar gedung pengadilan di Getxo di dekat kota Bilbao, Basque, kata pemerintah setempat dalam suatu pernyataan. Bahan peledak itu, yang diletakkan di dalam tas punggung, gagal meledak di pintu gedung pengadilan dan polisi memindahkan untuk menjinakkannya, kata beberapa pejabat. Mereka menambahkan bom tersebut berisi lima kilogram bahan peledak. Bom kedua, yang berisi tiga kilogram bahan peledak, ditemukan di tempat sampah setelah polisi meneliti gambar rekaman kamera keamanan dan melihat dua pria menjatuhkannya ke dalam wadah tersebut. "Itu adalah upaya serangan serius," kata Menteri Kehakiman pemerintah Basque Joseba Azkarraga yang dikutip Reuters. Ditambahkannya, ia tak ragu bahwa itu adalah perbuatan ETA. Serangan yang gagal tersebut dilakukan menyusul serangan bom mobil terhadap seorang pengawal politikus Sosialis Basque pada Oktober. Politikus itu selamat dan hanya menderita luka ringan. Satu bom mobil ETA yang berisi 61 kilogram bahan peledak di dekat satu kantor Kementerian Pertahanan di kota Logrono, Spanyol utara, pada September. ETA dan pendukungnya telah menghadapi serangkaian penangkapan tahun ini, dan pemerintah Spanyol menyatakan kelompok itu telah lemah sejak pembicaraan perdamaian yang gagal tahun lalu. Pemerintah menghentikan pembicaraan tahun lalu, setelah ETA menewaskan dua orang dalam serangan bom mobil Desember di bandar udara Madrid. Kelompok tersebut mengumumkan berakhirnya gencatan senjata pada Juni. ETA telah berikrar akan meningkatkan serangan bom terhadap negara bagian Spanyol itu, dan menyatakan tak ada alasan untuk berunding dengan pemerintah Sosialis. Dalam suatu wawancara yang disiarkan Ahad, Menteri Dalam Negeri Spanyol Alfredo Perez Rubalcaba mengatakan kepada harian El Pais bahwa ia tak melihat peluang bagi pembicaraan pada masa depan dengan ETA dan memperkirakan kerusuhan jangka panjang akan terjadi. "Kata `gencatan senjata` tak lagi memiliki arti apa pun dari ETA," kata Rubalcaba. Jajak pendapat memperlihatkan kebanyakan warga Basque tak ingin merdeka dari Spanyol, alasan yang membuat ETA telah menewaskan lebih dari 800 orang.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007