Solo (ANTARA News) - Rasa dan semangat nasionalisme perlu terus dipertahankan dan dikembangkan untuk meneruskan perjuangan bangsa ini, seperti apa yang dilakukan oleh Pahlawan Nasional Brigjen (Anumerta) Ignatius Slamet Riyadi dalam menjaga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kasad Jenderal TNI Joko Santosa mengatakan hal itu ketika meresmikan patung Pahlawan Nasional Brigjen Ignatius Slamet Riyadi di Geladag, Solo, Jateng, Senin. "Saya yakin pasti kita mampu untuk meneruskan perjuangan seperti yang telah dilakukan para pendahulu kita, kalau para pejuang dulu untuk mempertahankan kemerdekaan, tetapi sekarang kita berjuang untuk memvbangun dan memberantas kebodohan dan kemiskinan," katanya. Membangun patung ini, kata Jenderal Joko Santosa, tidak lain untuk mengenang dan mengingat perjuangan Slamet Riyadi agar diteruskan oleh para generasi muda. "Pak Slamet bukan hanya hanya milik orang Solo, karena sudah diangkat menjadi pahlawan nasional, maka sekarang juga menjadi milik bangsa Indonesia," katanya. Untuk itu, kepada generasi muda harus terus meneruskan perjuangan pahlawan nasional ini, kata Kasad. Bambang W. Suharto, salah satu tokoh pencentus untuk mengajukan Ignatius Slamet Riyadi menjadi pahlawan nasional, dalam kesempatan itu mengatakan hari ini bersejarah bukan saja untuk orang Solo, tetapi bagi seluruh bangsa Indonesia, karena Ignatius Slamet Riyadi telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Ignatius Slamet Riyadi sangat besar jasa-jasanya untuk menegakkan Kemerdekaan Indonesia, walaupun usianya masih muda ternyata kemampuannya dalam berperang untuk mengusir penjajah sangat luar biasa. Walikota Surakarta, Ir Joko Widodo, mengatakan patung Ignatius Slamet Riyadi setinggi 12 meter terbuat dari perunggu yang berdiri tegak di Geladag, jantung Kota Solo, merupakan bantuan dari Kasad Jenderal TNI Joko Santosa. Ia mengatakan dengan berdirinya patung tersebut diharapkan bisa memberikan inspirasi kepada generasi muda atau warga kota ini untuk bisa lebih maju lagi dalam melaksanakan pembangunan. "Kalau Pak Slamet dulu memanggul senjata untuk mengusir penjajah, pemuda sekarang harus bisa mengusir kebodohan dan kemiskinan," katanya. Seusai acara peresmian, digelar pentas fragmen perang empat hari di Solo yang dipimpin almarhum Brigjen (Anumerta) Ignatius Slamet Riyadi yang melibatkan sekitar 800 orang. (*)

Copyright © ANTARA 2007