Jakarta (ANTARA News) - Aksi ambil untung (profit taking) sektor tambang dan perkebunan tekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Selasa, ditutup turun 0,66 persen. IHSG ditutup turun 17,694 poin menjadi 2.654,208 dan indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan pertama, melemah 4,837 poin (0,82 persen) ke posisi 584,726. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa, mengatakan, anjloknya harga-harga saham dari sektor pertambangan dan perkebunan menjadi penekan indeks BEJ. "Beberapa hari terakhir ini sektor tambang dan perkebunan naik cukup tinggi, apalagi dipicu menurunnya harga komoditi telah membuat para pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungannya dari sektor tersebut," kata Alfian. Selain itu, katanya, penurunan indeks BEJ ini juga dipicu dari terus berlanjutnya sebagian besar bursa regional akibat belum berakhirnya dampak dari krisis `subprime mortgage`. Namun, tambah Alfian, penguatan beberapa saham dari sektor perbankan menahan indeks BEJ untuk tidak turun terlalu tajam. "Mungkin ini ada kaitannya dengan akan naiknya GWM (Giro Wajib Minimum)," tambahnya. Penurunan indeks dipimpin melemahnya saham Aneka Tambang Rp300 menjadi Rp4.225, Bumi Resources turun Rp400 ke posisi Rp4.750, Energi Mega Persada terkoreksi Rp50 ke Rp1.410, Bakrie Plantations turun Rp225 menjadi Rp2.175, Jasa Marga terkikis Rp25 ke level Rp2.025, Telkom anjlok Rp150 ke harga Rp10.850 dan Pertambangan Batubara Bukit Asam turun Rp750 menjadi Rp10.300. Sedangkan naiknya saham Bank Mandiri Rp200 menjadi Rp3.525, Bank Niaga terangkat Rp100 ke posisi Rp890, Bank BRI menguat Rp150 ke level Rp7.800 dan Bank BNI menambah Rp20 ke harga Rp1.910 menahan indeks tidak terjun terlalu dalam. Volume perdagangan mencapai Rp5,385 miliar saham dengan nilai Rp7,853 triliun dari 86.694 kali transaksi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007