Ternate (ANTARA News) - Sebagian besar warga Ternate, Maluku Utara memilih berdiam di rumah Rabu ini, karena khawatir terjadi kerusuhan menyusul digelarnya pleno penghitungan suara hasil pemilihan gubernur setempat oleh KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah). Muhamad Syarif misalnya mangaku sangat khawatir dengan isu akan terjadinya kerusuhan yang dipicu oleh masa pendukung calon gubernur yang nantinya dinyatakan kalah. Pleno rekapitulasi suara hasil pemilihan gubernur itu seharusnya dilaksanakan Selasa (13/11), namun batal tanpa alasan yang jelas. Urungnya pleno tersebut bahkan sempat memancing kemarahan ribuan pendukung pasangan Abdul Gafur/Aburrahim Fabanyo yang meraih suara terbanyak dari hasil pleno di KPUD kabupaten dan kota. Kekhawatiran akan terjadinya konflik itu juga membuat para orang tua murid di Ternate melarang anaknya ke sekolah. Rahman misalnya, telah melarang ketiga anaknya ke sekolah karena mengkhawatirkan keselamatannya. Sekolah-sekolah di Kota Ternate, baik TK, SD, SLTP maupun SLTA tampak tak seramai biasanya, banyak siswa yang absen. Di SMP 2 Ternate yang memiliki 1.000 lebih siswa saja, yang masuk ke sekolah hanya sekira 200 anak. "Banyak siswa di sekolah ini yang tidak masuk hari ini, karena khawatir terjadi kekacauan terkait adanya pleno di KPUD Malut. Kami bisa memahami alasan para orang tua siswa melarang anaknya ke sekolah. Kami pun akan memulangkan siswa yang masuk kalau kondisi tidak aman," kata seorang guru SMPN 2 Ternate, Djafar Nohu. Para pegawai negeri sipil (PNS), termasuk karyawan perusahaan di Ternate juga banyak yang tidak masuk kantor. Begitu pula para pedagang di semua pasar di kota Ternate, seperti di pasar rakyat Gamalama, banyak yang tidak berjualan karena alasan tersebut. "Saya tidak jualan karena takut terjadi konflik, tapi saya berharap agar hal itu tidak terjadi. Saat pencoblosan pilgub 3 November 2007 juga diisukan akan terjadi konflik, tapi ternyata tidak, semoga kali ini juga seperti itu," kata seorang pedagang di pasar rakyat Gamalama, Sarmin. Terkait kekhawatiran itu Kepolisian Daerah Maluku Utara mengimbau masyarakat Ternate dan sekitarnya tetap tenang dan tidak terpancing berbagai isu dan provokasi yang tidak bertanggungjawab. Data sementara hasil pleno penghitungan suara KPUD di semua kabupaten/kota di provinsi ini, pasangan Gafur/Aburrahim yang diusung koalisi Partai Golkar, PDK dan PAN meraih suara terbanyak. Pasangan itu meraih total 181.910 suara atau 37,81 persen, menyusul pasangan Thaib/Gani yang didukung koalisi PKS, PKB, PBB, Partai Demokrat dan sejumlah parpol kecil yang meraih 179.002 suara atau 37,25 persen. Sementara dua pasanganlainnya yakni Anthony Cahrles/Amin Drakel (PDIP) dan Irvan Eddyson/Ati Ahmad (koalisi parpol kecil), masing-masing hanya meraih 73.610 suara atau 15,31 persen dan 45.981 suara atau 9,56 persen.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007