Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore menguat, karena pelaku kembali membeli rupiah menyusul membaiknya pasar saham regional akibat menguat bursa Wall Street. Nilai tukar rupiah naik menjadi Rp9.165/9.170 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.178/9.200 per dolar AS atau meningkat 13 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta mengatakan kenaikan rupiah itu juga akibat berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap gejolak kenaikan harga minyak mentah yang saat ini berada di level 91 dolar AS per barel. "Kami optimis akan terus menguat apabila bank sentral AS (The Fed) kembali menurunkan suku bunga Fedfund yang saat ini berada di level 4,50 persen," ucapnya. Rupiah, menurut dia mempunyai peluang untuk kembali menguat yang diharapkan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS. Penguatan rupiah sangat diharapkan dalam upaya mengurangi biaya impor, ujarnya. Ia mengatakan, kenaikan rupiah saat ini masih kecil, karena pasar belum sepenuhnya membeli rupiah, mereka hati-hati dalam melakukan transaksi terhadap rupiah. Dengan stabilnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan rencana The Fed kembali menurunkan suku bunganya, merupakan peluang rupiah untuk kembali menguat, katanya. Selain itu, meningkatnya investasi asing di dalam negeri merupakan faktor pendukung yang besar untuk memicu rupiah terus menguat, tambahnya. BI juga diperkirakan akan masuk ke pasar untuk menahan tekanan pasar, sehingga kenaikan rupiah akan semakin besar, ucapnya. Sementara itu dolar AS terhadap yen naik menjadi 111 yen dari sebelumnya 110,90 dan euro naik terhadap yen menjadi 162,65 atau naik 0,4 persen dan euro terhadap dolar AS naik 0,2 persen jadi 1,4625.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007