Magelang (ANTARA News) - Hingga saat ini sebagian besar perempuan Indonesia relatif masih awam terhadap pentingnya "papsmear" atau pemeriksaan apusan lendir rahim untuk mendeteksi secara dini kemungkinan dirinya terserang kanker leher rahim. "Sampai sekarang banyak yang masih awam, masih sedikit yang menjalani papsmear secara rutin, minimal setahun sekali," kata Ketua Panitia "Papsmear" Gratis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof. Dr Soerojo di Kramat, Kota Magelang, Dr. Rahmalina, SpOG., di Magelang, Kamis. Sebanyak 160 perempuan mengikuti "papsmear" gratis di RSJ Kota Magelang itu dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-43 tahun 2007. Ia menjelaskan, biaya "papsmear" hingga saat ini masih relatif mahal yakni antara Rp125,000 hingga Rp150.000. Pemeriksaan rutin "papsmear", menurut dia, bermanfaat bagi perempuan karena sejak dini dapat diketahui kemungkinan terserang kanker leher rahim, sehingga lebih memudahkan terapi. "Umumnya perempuan yang mengalami kanker leher rahim ditemukan sudah stadium lanjut sehingga sulit penyembuhannya, kalau diketahui sejak dini relatif lebih mudah penyembuhannya," katanya. Ia menjelaskan, kanker leher rahim terjadi karena keganasan ginekologik. Penyakit yang berasal dari virus itu, katanya, menyerang perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual, apalagi sering berganti pasangan. Seorang perempuan yang memanfaatkan "papsmear" gratis di RSJ Kota Magelang, Ning Sawitri (45), mengaku baru pertama kali menjalaninya setelah memiliki dua anak. "Baru ini 'papsmear', karena memang tidak tahu gunanya. Semula takut, tetapi setelah diperiksa, ternyata tidak apa-apa," kata warga Perumahan Bumi Gemilang, Magelang, itu. Ia tertarik mengikuti "papsmear", karena ingin mengetahui kondisi kesehatan rahimnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007