Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menenderkan bagi-hasil lima blok minyak dan gas bumi (migas), sebagai upaya lebih menarik minat investor. Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso di Jakarta, Kamis, mengatakan kelima blok tersebut sudah pernah dilelang beberapa waktu lalu, namun tidak diminati investor. "Melalui tender bagi-hasil ini, maka pemenangnya adalah investor yang berani memberikan bagi-hasil paling menguntungkan buat negara," katanya. Kelima blok tersebut merupakan bagian dari 26 blok yang ditawarkan pada 30 Oktober lalu, sedangkan 21 blok lainnya merupakan blok baru. Kelima blok yang seluruhnya terletak di lepas pantai Natuna Barat itu adalah Cakalang, Baronang, Kerapu, Cucut, dan Dolphin. Secara umum, bagi-hasil minyak adalah pemerintah 85 persen dan investor 15 persen, sedang untuk gas, pemerintah mendapat bagian 70 persen dan sisanya investor. Namun, di wilayah terpencil dan sulit, bagi-hasil minyak bisa mencapai 51:49. Mengenai keluhan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) atas pengenaan bea masuk barang migas, Luluk mengatakan saat ini pihaknya sedang membahas permasalahan tersebut dengan Departemen Keuangan. Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat umum Komisi VII DPR, sejumlah KKKS mengeluhkan pengenaan bea masuk tersebut karena akan menghambat produksi. Presdir Total Indonesie Phillipe Armand mengatakan, pihaknya harus mengeluarkan bea masuk hingga 27 juta dolar AS untuk melakukan pengeboran dengan biaya 41 juta dolar AS. Nilai bea masuk itu mencapai 60 persen dari biaya pengeborannya. "Kami sudah usulkan ke pemerintah agar diberlakukan sebagai impor sementara," ujarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007