Jakarta (ANTARA News) - Perum Pegadaian menargetkan laba bersih 2008 mencapai Rp450 miliar, meningkat Rp100 miliar dibanding tahun ini karena permintaan nasabah terhadap dana murah Pegadaian masih besar. "Kenaikan laba bersih Pegadaian pada 2008 didukung masih tinggi kebutuhan masyarakat terhadap dana Pegadaian terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," kata Direktur Utama Perum Pegadaian, Deddy Kusdedy, kepada pers di Jakarta, Jumat. Menurut dia, untuk bisa meraih laba bersih pegadaian agar meningkatkan kegiatan usaha dengan menampilkan produk-produk untuk memenuhi kebutuhan nasabah, setelah produk Gadai Saham yang diluncurkan diminati masyarakat. "Kami menampilkan produk baru yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk memperoleh dana pinjaman yang dibutuhkan tanpa jaminan, namun pinjaman yang diberikan harus ada ketua kelompok yang akan dijadikan jaminan pinjaman tersebut," katanya. Pegadaian, menurut Deddy, juga akan memfokuskan perhatian ke Indonesia bagian timur, karena permintaan dana pinjaman dari UKM masih tinggi. Pegadaian baru menyerap 60 persen UKM di Indonesia bagian timur, jadi masih tinggi permintaan dana pinjaman itu. Apalagi, ia mengemukakan berdasarkan data, dari UKM di Indonesia yang mencapai 45 juta baru terserap sekitar 30 persen saja, sehingga pasar masih besar untuk bisa diserap lebih jauh. Ia mengatakan, Pegadaian juga meminta pemerintah memperpanjang dana pinjaman Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi kebutuhan UKM yang saat ini tengah melakukan kegiatan usaha, apabila dana pinjaman dari Surat Utang Negara (SUN) dihentikan dikhawatirkan akan menimbulkan efek negatif. "Kami optimis pemerintah akan memberikan kebijakan yang lebih baik terhadap kebutuhan dana tersebut," ucapnya. Pegadaian juga mengharapkan statusnya berubah dari Perum menjadi Pesero, sehingga dapat melakukan penawaran sahama perdana (IPO-Initial Public offering) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 2009. "Kami optimis Pegadaian akan bisa menjadi Pesero, sehingga bisa meningkatkan usaha," ucapnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007