Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyatakan selalu siap untuk menjaga volatilitas rupiah dan selalu memonitor keadan pasar. "Fundamental kita cukup solid, inflasi terkendali, cadangan devisa mencapai 55,6 miliar dolar AS, tidak perlu khawatir melihat perkembangan rupiah, BI selalu monitor pasar, menjaga volatilitas rupiah dengan melakukan intervensi," kata Deputi Gubernur Aslim Tajuddin ketika dihubungi melalui telepon genggamnya, Jumat. Menurut Aslim, rupiah yang melemah beberapa hari ini karena adanya fenomena regional akibat "unwinding carry trade". "Hal ini dapat dilihat melemahnya mata uang regional dan hanya Yen Jepang yang menguat," katanya. Ia menjelaskan, para investor asing saat ini tengah melakukan aksi ambil untung, sehingga mereka melepas portofolio (investasi surat berharga) di Indonesia, dan memindahkannya ke tempat lain seperti Jepang, setelah mereka mendapatkan untung. Menurut dia, sebelumnya, para investor asing tersebut diperkirakan meminjam dana dari Jepang (dalam bentuk yen) karena berbunga rendah, yang kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio surat berharga seperti saham, sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat utang negara (SUN) di Indonesia yang memiliki bunga (yield) lebih tinggi. Ini disebut carry trade. Ia menambahkan fenomena tersebut merupakan fenomena regional yang biasa terjadi untuk memaksimalkan keuntungan. "Apalagi ini kan akhir tahun, para investor tersebut akan mengambil keuntungan mereka yang diperoleh," katanya. Menurut dia, dana asing yang berada di portofolio tidak bisa diharapkan menjadi dana untuk investasi jangka panjang. "Mereka yang masuk SBI kan bulanan, sedangkan SUN memang jangka menenagh," katanya. Sementara itu, selama beberapa hari ini rupiah sempat melemah terhadap dolar AS melampaui angka Rp9.400 per dolar AS. Pada pembukaan Kamis, rupiah di pasar uang berada di Rp9.320 per dolar AS, sempat melemah menjadi Rp9.405, dan rupiah kembali menguat padapenutupan menjadi Rp9.315 per dolar AS. Berdasarkan data Bank Indonesia per 6 November 2007, kepemilikan asing pada SBI sebesar Rp42,69 triliun atau 15,6 persen dari total SBI yang senilai Rp269,4 triliun. Adapun kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) sebesar Rp79 triliun atau 16,8 persen dari total SUN senilai Rp469,24 triliun.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007