Jakarta (ANTARA News) - PT Toyota Astra Motor meluncurkan buku biografi Toyota Kijang berjudul "Meniti Tali Generasi", yang sekaligus menjadi buku biografi otomotif pertama di Indonesia yang penjualannya akan digunakan untuk kegiatan sosial. "Tujuan utama penyusunan buku ini tak lain adalah untuk mengabdikan perjalanan hidup kendaraan keluarga Indonesia, yakni Toyota Kijang. Buku ini juga akan dijual untuk umum, sehingga mobil ini akan semakin dikenal," kata Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan, di Jakarta, Jumat. Dia mengatakan ide pembuatan buku ini datang dari berbagai pihak, seiring dengan 30 tahun perjalanan Toyota Kijang pada bulan Juni lalu. Keuntungan dari penjualan buku ini rencananya akan digunakan untuk tujuan sosial. Buku biografi ini akan mengulas penampilan fisik yang didesain untuk layak menjadi `collectible item`, rekaman perjalanan Toyota Kijang dari sejak era 1970-an, hingga epilog berupa usulan mengenai figur mobil idaman keluarga masa depan. Selain itu, buku ini juga akan memaparkan fakta dan kisah menarik yang selama ini banyak diketahui masyarakat. Misalnya, kisah seputar pemilihan nama "Kijang" atau `story behind the scene` dari iklan televisi yang diingat sepanjang masa. Johnny mengatakan pada awalnya ada rencana memberi judul buku yang tebalnya mencapai 300 halaman tersebut dengan menggunakan kata "Legenda". Tetapi kesannya lampau padahal hingga kini masih diproduksi dan dikembangkan. Pembuatan buku sendiri dikerjakan dalam waktu enam bulan, tetapi mulai proses lahirnya buku ini menjadi satu tahun, ujar dia. Buku seharga Rp300.000 yang diterbitkan oleh Gramedia untuk edisi pertama dicetak 1.000 eksemplar. Dia mengatakan saat ini Kijang sudah memasuki generasi kelima dan dianggap telah melegenda sebagai kendaraan keluarga. "Pecinta Kijang banyak sekali, mulai dari Kijang Buaya hingga Kijang Doyok. Dan dalam buku ini akan juga dibahas Kijang di dunia dengan perbedaan nama," ujar dia. Menurut dia, Kijang yang telah berusia 30 tahun dan selalu menjadi top karena sampai saat ini masih diproduksi dan selalu memegang lebih dari 50 persen pangsa pasar di kelasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007