Pekanbaru (ANTARA News) - Sebanyak tujuh orang aktivis Greenpeace yang melakukan pemasangan spanduk di tangki CPO (minyak sawit mentah) PT Naga Mas yang berada di areal pelabuhan Dumai, Riau, diperiksa aparat kepolisian dan KP3 Dumai. "Hingga kini pemeriksaan masih berlangsung," ujar Juru Kampanye Solusi Kehutanan Greenpeace Asia Tenggara Bustar Maitar yang dihubungi di Dumai, Jumat malam. Ketujuh aktivis tersebut pada Jumat pagi memasang banner berukuran 10 x 10 meter pada salah satu tangki penyimpanan CPO diareal pelabuhan. Saat para aktivis memasang banner dengan cara memanjat tangki setinggi lebih kurang 30 meter itu, sempat terjadi ketegangan dengan pihak keamanan perusahaan. Banner raksasa dari kain berwarna kuning dengan tulisan hitam mencolok bertuliskan "Palm Oil Kills Forests and Climate" (kelapa sawit membunuh hutan dan iklim), sempat terpasang pada salah satu tangki, namun beberapa saat kemudian diturunkan oleh pihak sekuriti perusahaan. Tangki itu tepat berseberangan dengan kapal Greenpeace, Rainbow Warrior, yang tengah menghadang kapal tanker MT Westama, yang bermuatan lebih dari 30.000 ton CPO. Sejak Kamis (15/11) petang, kapal Rainbow Warrior menghadang tanker CPO tujuan India itu dengan cara berada disisi tanker. "Sekitar pukul 13.00 WIB tadi siang, ketujuh aktivis kami yang merupakan sukarelawan dijemput oleh aparat kepolisian dan KP3 dengan alasan masuk tanpa izin di kawasan perusahaan," ungkap Bustar. Menurut dia, ketujuh orang aktivis itu hanya diperiksa untuk melengkapi berkas perkara pemeriksaan di Pos Polisi yang berada di sebelah kantor KP3. "Hingga kini aktivis kami masih menjalani pemeriksaan terkait pasal 551, masuk tanpa izin, " katanya. Ketika ditanya perihal tujuan aksi yang digelar tersebut, Bustar mengungkapkan mereka bertindak untuk mengkampanyekan penyelamatan hutan dari dampak buruk perluasan kelapa sawit. "Kami bertindak untuk membeberkan dampak buruk dari industri kelapa sawit terhadap lahan gambut dan hutan di Indonesia serta iklim global," kata Bustar. Sementara itu Kapolres Dumai AKBP Zulkifli AR saat dihubungi melalui telepon genggamnya menolak memberikan komentar perihal pemeriksaan terhadap aktivis lingkungan itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007