Kuwait (ANTARA News) - Presiden Irak, Jalal Talabani, meminta negara-negara Arab mengirim duta besarnya ke Baghdad, yang ia katakan aman bagi mereka. Padahal, beberapa diplomat telah diculik dan dibunuh oleh yang diduga gerilyawan Al Qaida di Baghdad sejak serangan pimpinan bala tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Irak guna menjatuhkan Saddam Hussein pada 2003. "Kami mengetahui bahwa teroris telah menunjukkan bahaya pada duta besar Arab pada masa lalu, tapi saya tegaskan tahap itu sekarang telah berakhir," kata Talabani, seorang etnik Kurdi, dalam wawancara seperti dikutip oleh kantor berita resmi Kuwait (KUNA). AS telah mendesak negara Arab Sunni untuk membuka kedutaan besar di Baghdad sebagai pertanda dukungan pada pemerintah pimpinan-Syiah dari PM Irak, Nuri al-Maliki. Arab Saudi pada Agustus 2007 mengemukakan, negara itu akan mengirim misi untuk menyelidiki pembukaan kedutaan besar di Baghdad untuk pertama kalinya sejak invasi AS. "Kami sebagai pemerintah Irak berjanji untuk menjamin keselamatan para duta besar Arab dan kedubes mereka serta berjanji untuk memberikan tim keamanan guna melindungi mereka," kata Talabani dalam kunjungan ke negara Arab Teluk itu. "Kehadiran duta besar Arab akan membantu kita dalam meningkatkan hubungan Irak-Arab," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007