Surabaya (ANTARA News) - Di Jawa Timur tercatat 2.617 orang pengikut aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang sudah dinyatakan MUI sebagai aliran sesat. "Yang tobat memang belum banyak," kata Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Agama Islam bagi Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (Penamas) Departemen Agama (Depag) Jawa Timur H Ator Subroto kepada ANTARA News di Surabaya, Sabtu. Namun, katanya, sejumlah pimpinan Al-Qiyadah Al-Islamiyah di Jatim sudah bertobat, seperti Ali Mustofa selaku Ma`la Tsani (wakil ketua) Al-Qiyadah Al-Islamiyah Jatim yang bertobat di Masjid Nurul Huda, Mapolda Jatim pada 9 November lalu. "Kalau beberapa pimpinan mereka seperti Moshaddeq dan Ali Mustofa mau bertobat, tentu akan terasa aneh bila anggota mereka yang mencapai ribuan orang itu tidak bertobat," katanya. Menurut dia, Penamas Depag Jatim siap membina mereka yang sudah tobat. "Saya sudah minta kepada Ali Mustofa untuk koordinasi dengan Depag untuk pembinaan ajaran agama dan dia sanggup," katanya. Apalagi, katanya, pihaknya juga telah menerjunkan 10.000 penyuluh untuk menyadarkan mereka sesuai SK Kajati Jatim 1492/2007, namun hal itu juga disertai imbau kepada masyarakat. "Kami juga mengimbau masyarakat agar jangan main hakim sendiri dan melapor kepada pihak yang berwenang, karena kami akan berusaha menyadarkan mereka melalui pendekatan seperti kali ini," katanya. Bahkan, katanya, bila mereka mau bertobat pun, maka penyuluh Depag se-Jatim akan membina mereka yang sudah "taslim" (kembali ke ajaran agama Islam yang benar). Hal senada juga diungkapkan Ketua MUI Jatim KH Drs Abdusshomad Bukhori. "Kami siap membimbing mereka bila mereka bertobat, tapi kalau tidak mau bertobat, maka mereka akan berurusan dengan hukum," katanya. Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah didirikan Ahmad Moshaddeq alias H Salam sejak 23 Juli 2006 dengan pengakuan bahwa dirinya mendapat wahyu dari Allah dan mengaku sebagai Rasul menggantikan posisi Muhammad SAW setelah bertapa selama 40 hari 40 malam.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007