Islamabad (ANTARA News) - Diplomat nomor dua Amerika Serikat (AS) pada Minggu mendesak Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, mengakhiri keadaan darurat sebelum pemilu mendatang dan memulai kembali perundingan dengan pihak oposisi, terutama Benazir Bhutto. John Negroponte mengatakan rakyat Pakistan sepantasnya lebih baik ketimbang keadaan darurat yang "tidak cocok" untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas dan jujur. Deputi menlu AS itu mengunjungi Islamabad di tengah-tengah kekuatiran AS yang meningkat atas situasi di Pakistan, sekutu utama AS dalam "perang terhadap teror" yang krisis politik negara itu menimbulkan kegelisahan di Washington. Ia bertemu dengan Musharraf dan para pejabat penting lainnya dan juga berbicara melalui telepon dengan pemimpin oposisi dan mantan PM Benazir Bhutto. Berbicara dengan wartawan sebelum bertolak, Negroponte yang mengatakan terlalu cepat untuk berbicara apakah diplomasinya sukses atau gagal, mengakui situasi agak rumit dengan Benazir dikenakan tahanan rumah dua kali dalam 10 hari. Ia mendesak Musharraf mencabut keadaan darurat yang diberlakukan dua pekan lalu, membebaskan ribuan tahanan politik dan mencabut pengekangan ketat terhadap media di mana jaringan-jaringan televisi swasta ditutup. "Kami kira tindakan-tindakan darurat seperti ini tidak cocok dengan lingkungan yang diperlukan untuk melakukan pemilu yang bebas dan jujur," katanya. Negroponte mengatakan Musharraf mengulang kembali ikrarnya untuk mengundurkan diri sebagai pangima militer sebelum memangku tugas sebagai presiden untuk masa jabatan kedua. Tetapi tidak ada indikasi bagi tanggal diakhirinya keadaan darurat, di mana penguasa militer itu mengisyaratkan akan tetap diberlakukan untuk menghadapi pemilu 9 Janauri. Negroponte mendesak Musharraf dan Benazir memulai kembali perundingan pembagian kekuasaan yang telah mereka selenggarakan sebelum keadaan darurat itu, yang Washington anggap sebagai satu kubu moderat menghadapi ekstremisme. Para diplomat mengatakan Negropo

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007