Palu (ANTARA News) - Pasangan Anwar Hafid-SU Marunduh yang diusung "Koalisi Pembaharuan" dipastikan memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Morowali di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang berlangsung 5 Nopember 2007. Dalam rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Morowali dengan penetapan hasil Pilkada, Selasa, pasangan Anwar-Marunduh yang diusung Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD) dan Partai Bulan Bintang (PBB) meraih suara terbanyak dengan perolehan 26.271 suara atau 25,76 persen. Ketua KPUD Morowali, Makmur Sabola, yang dihubungi per telepon di Kolonodale (bekas ibukota Kabupaten Morowali) seusai memimpin rapat, mengatakan bahwa perolehan suara pasangan Anwar-Marunduh hanya selisih 306 suara dari peraihan suara pasangan Chaeruddin Zein-Aminullah. Calon yang diusung Koalisi Reformasi Bangkit Bersatu (Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Bintan Reformasi) ini mengumpulkan 25.965 suara atau 25,46 persen. Sementara itu, kandidat PDIP, Datlin Tamalagi-Djaidin Rompone, meraup 22.116 suara (21,69 persen), serta pasangan Zainal Abidin Ishak/RO Marunduh yang diusung Partai Golkar hanya meraih 18.424 suara (18,07 persen). Pasangan Muhammad Ilyas Mekka-Atha Mahmud dari Koalisi Rakyat Morowali (Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, Partai Keadilan Persatuan Indonesia dan Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan) hanya mendapat 9.195 suara (9,02 persen). Total suara sah sebanyak 101.971 dan sebanyak 1.571 kartu pemilih yang sudah dicoblos dinyatakan tidak sah. Sementara pemilih terdaftar yang tidak menyalurkan haknya mencapai 14.843 orang atau 12,54 persen dari 118.385 total pemilih terdaftar. Rapat pleno penetapan hasil Pilkada Morowali ini terpaksa di pindahkan ke Hotel Fantasi di Emea, Kecamatan Witaponda, sekitar 60 kilometer dari ibukota kabupaten di Bungku, karena Kantor KPUD setempat disegel massa pendukung calon yang kalah. Penyegelan dengan memasang palang dan dipaku pada semua pintu dan jendela di kantor KPUD itu sudah berlangsung sejak 14 Nopember, atau sehari setelah rapat rekapitulasi perhitungan suara dilakukan institusi tersebut. Selain itu, lanjut Sabola, semua anggota KPUD juga terpaksa mengungsi karena mendapat teror pesan singkat per telepon seluler (Short Message Service/SMS) berisi pesan akan "dihabisi". "Kami semua sudah mengungsi sejak sepekan terakhir, dan saya sendiri mengamankan diri di Kolonodale," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007