Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Selasa sore merosot mendekati level Rp9.370 per dolar AS, karena aksi beli dolar AS oleh pelaku akibat kekhawatiran atas harga minyak mentah dunia. Nilai tukar rupiah merosot tajam mencapai Rp9.350/9.355 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.288/9.315 per dolar AS atau melemah 62 poin. Direktur Retail Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta mengatakan penurunan rupiah sore ini dibanding pagi cenderung agak berkurang. Hal ini disebabkan Bank Indonesia (BI) mulai mengantisipasi dengan masuk ke pasar agar tekanan negatif pasar dapat berkurang, sehingga koreksi rupiah tidak jatuh tajam, katanya. Rupiah, menurut dia, sulit untuk bangkit hingga di bawah level Rp9.200 per dolar AS karena sentimen negatif pasar dari eksternal cukup besar. Ia mengatakan kenaikan harga minyak mentah dunia sebenarnya merupakan peluang bagi Indonesia untuk segera meningkatkan produksinya, namun operasi sumur yang ada di Indonesia 58 dari 150 sumur minyak yang ada. Meski demikian rupiah masih berpeluang untuk kembali menguat, apabila bank sentral AS (The Fed) kembali menurunkan suku bunganya untuk mengantisipasi inflasi yang tinggi, katanya. Merosotnya rupiah, menurut dia, juga akibat tekanan melemahnya pasar regional karena merosotnya bursa wall street dan membaiknya dolar AS. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 109,75 dari sebelumnya 109,60 dan euro terhadap yen menjadi 161,00 dari 160,675, sedangkan euro terhadap dolar AS jadi 1,4665 dari 1,4753. Menurut dia, rupiah kemungkinan akan kembali terkoreksi pada hari berikutnya, karena sentimen positif masih belum muncul di pasar. Kalau tidak ada hambatan lainnya, rupiah akan bisa menyentuh level Rp9.400 per dolar AS, katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007