Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Rabu pagi melemah 10 poin menjadi Rp9.365/9.370 (Pkl 09.10) dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada posisi Rp9.355/9.385 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, mengatakan di Jakarta, Rabu, kemerosotan rupiah yang berlanjut mendorong Bank Indonesia (BI) masuk pasar untuk menahan tekanan yang cukup besar. Karena itu, pada sesi ini rupiah hanya terkoreksi 10 poin, jauh lebih kecil dibanding penurunan pada hari-hari sebelumnya, katanya. BI sangat khawatir terhadap rupiah yang terus terpuruk karena itu saatnya untuk masuk pasar menahan tekanan tersebut. "Kami memperkirakan rupiah sepanjang pekan ini akan berkisar antara Rp9.350 sampai Rp9.375 per dolar AS," ucapnya. Tertekannya rupiah antara lain akibat gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia, sehingga pelaku pasar cenderung lebih memegang dolar ketimbang mata uang lokal. Namun bank sentral AS (The Fed) merencanakan akan menurunkan lagi tingkat suku bunganya akibat krisis gagal bayar kredit perumahan AS, dan kondisi pengetatan kredit AS, serta kenaikan harga minyak mentah dunia. Ia mengatakan apabila The Fed jadi menurunkan suku bunga antara 25 sampai 50 basis poin, maka rupiah diperkirakan akan kembali membaik. "Kami optimis peluang rupiah untuk kembali menguat masih ada, hanya menunggu waktu saja. Rupiah, juga tertekan oleh melemahnya pasar saham regional akibat merosotnya bursa Wall Street, meski dolar AS di pasar regional melemah," katanya. Dolar AS turun terhadap yen menjadi 109,70, setelah The Fed menyatakan, pertumbuhan ekonomi AS akan makin melambat. Euro terhadap dolar AS menjadi 1,4833, dolar terhadap franc Swiss 1,1059. (*)

Copyright © ANTARA 2007