Brisbane (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia, John Howard, yang juga ketua Partai Liberal menolak meminta maaf atas insiden penyebaran brosur kampanye yang menyudutkan Islam dan Partai Buruh Australia (ALP). Dia pun menolak mencoret pencalonan Karen Chijoff sebagai calon anggota parlemen dari Partai Liberal untuk daerah pemilihan Lindsay untuk Pemilu Federal 24 November akibat keterlibatan suaminya dalam kasus penyebaran brosur itu. Penolakannya yang tegas untuk meminta maaf maupun memecat calon Partai Liberal yang suaminya, yakni Greg Chijoff, terlibat dalam penyebaran brosur yang mengaitkan sebuah organisasi Islam Australia dengan ALP pada dukungan terhadap para pelaku insiden bom Bali 2002-2005 itu disampaikan Howard, Kamis. Berbicara di forum "National Press Club" (NPC) Canberra dua hari sebelum berlangsungnya Pemilu Federal yang akan menentukan nasib Koalisi Partai Liberal-Nasional yang lebih dari 11 tahun menguasai pemerintahan itu, Howard mengatakan ia tidak akan melimpahkan kesalahan suaminya kepada calon partainya itu. Apa yang dilakukan suami calon anggota parlemen dari Partai Liberal untuk daerah pemilihan Lindsay (Sydney Outer-Western Suburbs) itu sama sekali di luar pengetahuan dirinya, dan tanpa otoritas Partai Liberal negara bagian New South Wales, katanya. Howard dicecar pertanyaan seputar kasus pembuatan dan penyebaran brosur yang memojokkan ALP dan umat Islam Australia itu oleh sedikitnya empat dari puluhan wartawan yang hadir di acara NPC yang disiarkan langsung oleh Stasiun TV ABC itu. Ia berulang kali mengatakan bahwa dia sudah mengutuk tindakan para pendukung partainya itu dengan menyebut tindakan mereka sebagai "salah dan bodoh". Sebelumnya, terkait dengan kasus ini, Ketua Umum Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) H.Ikebal Mohamed Adam Patel mendesak PM Howard selaku pemimpin Partai Liberal untuk meminta maaf kepada umat Islam Australia. "Saya juga mengimbau Komisi Pemilu Australia (AEC) dan kepolisian mengusut kasus penyebaran brosur ini," katanya kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane. Ikebal Mohhamed Adam mengatakan pihaknya secara seksama mengikuti perkembangan kasus pembuatan dan penyebaran brosur kampanye kotor di daerah Sydney barat itu. Menurut Ikebal, sudah sepantasnya PM Howard meminta maaf kepada umat Islam Australia dan AEC mengusut tuntas kasus pembuatan dan penyebaran brosur kampanye Pemilu ke publik itu. Kasus ini juga melibatkan Gary Clark, suami anggota parlemen Australia dari Partai Liberal, Jackie Kelly. Jackie Kelly seperti dikutip AAP mengatakan brosur-brosur kampanye itu disebarkan di wilayah pemilihan Sydney barat hanya bermaksud sebagai sekadar "olok-olok" model serial komedi Chaser (di TV ABC). Gary Clark, suami anggota parlemen dari Partai Liberal pimpinan John Howard, ini terlibat dalam kasus penyebaran brosur kampanye yang disebut berasal dari apa yang disebut Federasi Islam Australia (IAF). Brosur itu menyebutkan bahwa ALP pimpinan Kevin Rudd meminta maaf kepada "saudara-saudara muslim yang telah dihukum mati secara tidak adil dalam insiden bom Bali" dan ALP mendukung adanya masjid dibangun di St.Marys. Menanggapi kasus ini, Pemimpin Opisisi Kevin Rudd meminta Howard menjelaskan siapa saja orang-orang Partai Liberal yang terlibat dalam kampanye kotor melalui pembuatan dan penyebaran brosur yang mengait-ngaitkan ALP dengan sebuah kelompok Islam (IAF) yang sebenarnya tak pernah ada di Australia itu. Kampanye negatif model Partai Liberal yang suka menyebarkan ketakutan kepada rakyat kini justru sudah pula masuk ke kotak-kotak surat warga masyarakat Australia. "Ini sungguh luar biasa," kata Rudd. Howard berulang kali yang berasal dari kubu Koalisi Partai Liberal-Nasional bersaing ketat dengan Kevin Rudd dari ALP dalam Pemilu Federal 2007 yang akan berlangsung akhir pekan ini (24/11). Pemilu yang menentukan nasib karir politik Howard ke depan itu akan diikuti lebih dari 13,5 juta pemilih. Jika Howard berambisi mengukir sejarah perpolitikan di negaranya sebagai orang yang lima kali berturut-turut menjadi perdana menteri, maka Kevin Rudd justru ingin menjegal ambisi Howard itu sekaligus membalas kekalahan bertubi-tubi ALP dalam beberapa kali Pemilu selama 11 setengah tahun terakhir. (*)

Copyright © ANTARA 2007