Brisbane (ANTARA News) - Dua wakil Komisi Pemilihan Umum (KPU), Abdul Aziz dan Sri Nuryanti, ikut memantau proses pemilu Federal Australia yang berlangsung Sabtu (24/11) bersama pemantau dari 16 negara, kata Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra, Samsu Rizal. "Mereka akan menyaksikan langsung penghitungan suara dari `National Tally Room` di Exhibition Park di Mitchell Canberra pada Sabtu malam," katanya kepada ANTARA, Jumat. Kehadiran mereka sebagai pemantau proses pemilihan dan penghitungan suara dalam pemilu Australia bersama para wakil dari 16 negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Malaysia, Timor Leste, PNG, dan Irak dan Afghanistan itu merupakan undangan Komisi Pemiu Australia (AEC), kata Samsu Rizal. "Selain itu, KBRI Canberra merupakan satu-satunya kedutaan besar asing di Canberra yang diundang AEC untuk ikut sebagai pemantau Pemilu 24 November," kata diplomat senior lulusan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan itu. Selama di Canberra, Abdul Aziz dan Sri Nuryanti yang tiba pada 21 November itu diterima Dubes RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dan disambut Komisioner Pemilu AEC, Ian Chambell, katanya. Selain ikut melakukan pemantauan, kedua wakil KPU itu juga mendapat penjelasan AEC tentang sistem politik dan pemilu Australia, serta tata kerja AEC sebagai pelaksana pemilu. Samsu Rizal mengatakan keterlibatan para pemantau dari Irak dan Afghanistan sangat menarik karena kedua negara ini sedang sibuk-sibuknya memantapkan proses demokrasi mereka. Pengalaman pemilu Australia ini cukup penting, terutama bagi negara-negara di sekitarnya, mengingat belum kuatnya infrastruktur pemilu dan adanya berbagai tantangan dalam pelaksanaan sistem Pemilu yang tertib dan demokratis, katanya. "Sementara bagi negara-negara lain (yang sistem demokrasinya sudah lebih mapan), pengalaman pemilu Australia ini tetap penting karena tidak semua sistem pemilu sama. Di Australia misalnya, pemilu itu bersifat wajib bagi setiap warga negaranya yang sudah memiliki hak pilih, dan ini cukup menarik," katanya. Selain kehadiran dua wakil KPU di Canberra, 10 orang pengurus dan politisi dari delapan partai politik di Indonesia juga sudah berada di Brisbane sejak Selasa (20/11) guna ikut merasakan dinamika pemilu Federal Australia yang berlangsung serentak di seluruh negara bagian dan teritori, termasuk Queensland, Sabtu pagi. Ke-10 orang wakil parpol itu berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (satu), Golkar (dua), Partai Bintang Reformasi (satu), PDIP (dua), Partai Amanat Nasional (satu), Partai Persatuan Pembangunan (satu), Partai Kebangkitan Bangsa (satu), dan Partai Demokrat (satu). Mereka didampingi seorang pengurus National Democratic Institute (NDI) Jakarta. Pemilu 24 November yang akan menentukan nasib politik Perdana Menteri John Howard dan Koalisi Partai Liberal-Nasional yang telah berkuasa lebih dari 11 tahun itu diikuti sedikitnya 13,5 juta pemilih. Pemimpin oposisi Kevin Rudd bersama Partai Buruh Australia (ALP) merupakan pesaing utama kubu Howard. (*)

Copyright © ANTARA 2007