Canberra (ANTARA News) - Seorang prajurit komando Australia tewas dalam bentrokan dengan milisi Taliban di Afghanistan Jumat, sehari sebelum Australia menyelenggarakan pemilihan umum yang akan diwarnai dengan masalah perang di Irak dan Afghanistan. Prajurit berumur 26 tahun itu tewas dalam operasi terhadap pangkalan-pangkalan yang digunakan sebagai tempat perakitan bom Taliban di provinsi Uruzgan, kata Kepala Staf Angkatan Udara Australia, Marsekal Angus Houston, dalam konferensi pers. "Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk ikut ambil bagian pertempuran langsung terhadap Taliban, yang mengajak rakyat Afghanistan agar menjauhi masa depan yang cerah," kata Houston kepada para wartawan di Canberra, seperti dilaporkan Reuters. Dia adalah prajurit ketiga Australia yang tewas dalam bulan-bulan terakhir ini, di provinsi yang bergolak itu. Kematiannya yang terjadi pada malam menjelang pemilu 24 November menandai popularitas oposisi untuk memegang peran militer Canberra baik dalam perang Irak maupun Afghanistan. Australia, salah satu sekutu dekat Amerika Serikat, adalah salah satu negara pertama yang berkomitmen mengirimkan tentaranya pada akhir 2001 dalam perang yang dipimpin AS untuk menggulingkan pemerintahan Taliban dan kelompok militan Al-Qaeda dari Afghanistan. Australia juga mengirimkan sekitar 1.500 tentaranya di dan sekitar Irak. Pemimpin oposisi Partai Buruh Australia, Kevin Rudd, berjanji akan menarik mundur pasukan tempur Australia dari Irak, namun tetap menempatkan pasukan di Afghanistan. Hasil-hasil jajak pendapat umum menunjukkan bahwa rakyat Australia secara luas menentang kedua perang itu, baik di Irak maupun di Afghanistan, dan mulai kehilangan kepercayaan pada sikap keamanan Howard, yang menjadi penyebab kemenangannya dalam pemilu sebelumnya. Sementara itu, para pejuang Taliban semakin mengintesifkan serangan-serangan mereka selama 20 bulan belakangan ini. Ini adalah serangan-serangan paling berdarah sejak periode tentara asing dipimpin AS menggulingkan pemerintahan Taliban di Kabul pada akhir 2001. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007