Balikpapan (ANTARA) - DPRD Kota Balikpapan mengimbau agar pesan berantai hasil pemilu, terutama tentang hasil pemilu DPRD kota, yang marak melalui pesan aplikasi whatsapp dan media sosial facebook agar dihentikan.

“Apalagi pesan itu bukan berasal dari KPU,” kata politisi Partai Golkar Andi Arif Agung, Kamis.

Menurut Andi Arif, pesan-pesan seperti itu berpotensi memicu keresahan dan keributan. Karena itu ia meminta semua pihak bisa menahan diri dan tidak ikut-ikutan menyebarkan pesan-pesan tersebut.

“Kita tunggu saja hasil penghitungan KPU,” kata Andi Arif yang kembali bertarung untuk kursi DPR Kota Balikpapan dari daerah pemilihan Balikpapan Tengah.

Ia menambahkan, isi pesan-pesan itu karena bukan dari pihak yang berkompeten, maka tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dalam isi pesan itu terpilih caleg A misalnya, belum tentu dalam hasil hitungan resmi KPU si caleg A benar terpilih. Sementara si caleg sendiri atau keluarganya mungkin sudah terlanjur senang.

“Kan kasihan kalau begitu,” sebutnya.

Dalam pemilu serentak 17 April lalu, sebanyak 599 caleg memperebutkan 45 kursi DPRD Kota Balikpapan di enam daerah pemilihan (dapil). Di Kota Balikpapan dari 20 partai politik yang menjadi peserta pemilu secara nasional, PKPI tidak mendaftarkan calegnya.

Sampai sejauh ini sepekan setelah hari pemungutan suara, KPU Balikpapan sudah menghitung suara dari 107 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari Kecamatan Balikpapan Kota, Balikpapan Tengah, dan Balikpapan Selatan seperti tercantum dalam situs pemilu2019.kpu.go.id, situs resmi Komisi Pemilihan Umum.

Dari perhitungan sementara itu, Partai Golkar mendapat suara terbanyak dengan 18,7 persen suara, lalu PDIP dengan 14,54 persen, Gerindra 12,14 persen, dan PKS 10,8 persen. PPP dan Demokrat juga mendapat suara yang cukup signifikan dengan 8 persen suara, PAN 6 persen, dan partai-partai Hanura, Berkarya, PSI, Garuda, PKB, PBB, mendapat suara kurang dari 4 persen.

Saat ini juga, sebagai hasil dari pemilu legislatif 2014 lampau, Partai Golkar menduduki 14 kursi di DPRD Balikpapan, disusul PDIP dan Gerindra. 

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019