Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia menilai siapa pun yang akan memenangkan pemilihan umum yang tengah berlangsung di Australia, tidak akan mempengaruhi hubungan baik antara kedua negara. "Indonesia menganggap hubungan dengan Australia penting sehingga siapapun juga yang memenangkan pemilihan umum tidak akan mempengaruhi hubungan kedua negara," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri RI Kristiarto Soeryo Legowo, di Jakarta, Sabtu. Kristiarto menambahkan, Australia adalah salah satu mitra penting Indonesia sehingga dari waktu ke waktu diperlukan upaya meningkatkan hubungan baik dan pemahaman di antara kedua negara. Sebanyak 13.645 juta orang pemilih Sabtu (24/11) mendatangi tempat pemungutan suara Pemilu Federal Australia di berbagai sekolah, aula gereja dan bangunan milik pemerintah untuk menentukan pemerintahan negara itu untuk masa tiga tahun mendatang. Di tengah berlangsungnya pesta demokrasi itu, Stasiun Televisi "Channel Seven" melaporkan Partai Buruh Australia (ALP) dan pemimpin oposisi Kevin Rudd tetap unggul atas kubu Koalisi Partai Liberal-Nasional dan John Howard berdasarkan hasil survei terakhir tentang partai politik dan calon perdana menteri yang paling disukai. Kubu ALP meraih 52 persen suara responden sedangkan koalisi 48 persen. Kevin Rudd bahkan unggul terhadap Howard di hampir seluruh negara bagian dan teritori, yakni New South Wales (NSW), Victoria, Queensland, Australia Selatan, Tasmania, Australian Capital Territory (ACT), dan Northern Territory. Satu-satunya negara bagian yang tidak mengungguli pemimpin ALP itu adalah Australia Barat. Dua wakil Komisi Pemilihan Umum (KPU), Abdul Aziz dan Sri Nuryanti, termasuk di antara para pemantau asing yang ikut memantau proses Pemilu Federal Australia itu. Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra, Samsu Rizal, mengatakan, kedua wakil KPU itu menyaksikan langsung penghitungan suara dari "National Tally Room" (ruang penghitungan suara nasional) di Exhibition Park, Mitchell, Canberra. Kehadiran mereka sebagai pemantau proses pemilihan dan penghitungan suara dalam pemilu Australia bersama para wakil dari 16 negara lainnya seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Malaysia, Timor Leste, PNG, dan Irak dan Afghanistan itu merupakan undangan Komisi Pemiu Australia (AEC), kata Samsu Rizal. Selain kehadiran dua wakil KPU di Canberra, 10 orang pengurus dan politisi dari delapan partai politik di Indonesia juga sudah berada di Brisbane sejak Selasa (20/11) guna ikut merasakan dinamika pemilu itu. Ke-10 orang wakil parpol itu berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (satu), Golkar (dua), Partai Bintang Reformasi (satu), PDIP (dua), Partai Amanat Nasional (satu), Partai Persatuan Pembangunan (satu), Partai Kebangkitan Bangsa (satu), dan Partai Demokrat (satu).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007