Brisbane (ANTARA News) - Perdana Menteri ke-26 Australia, Kevin Rudd, menyatakan ia menunggu kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat selaku sahabat Australia serta seluruh negara di kawasan Asia dan Eropa. Pernyataan itu disampaikannya dalam pidato pertamanya selaku Perdana Menteri baru Australia di depan para pendukungnya yang memadati ruangan gedung stadion Suncorp, Brisbane, Sabtu malam. Ruangan yang dijadikan markas Partai Buruh Australia (ALP) dalam merayakan kemenangan Pemilu Federal 2007, Sabtu malam, menjadi saksi sejarah pidato pertama Rudd yang disiarkan secara langsung oleh berbagai stasiun televisi negara itu, seperti "Channel Seven" dan "SBS". Perdana Menteri kelahiran Queensland 21 September 1957 itu menegaskan bahwa ia akan melakukan apapun yang ia bisa untuk menghormati kemenangan besar kubunya dan ia siap menerima tanggungjawabnya sebagai pemimpin Australia yang baru. Politisi senior ALP lulusan Fakultas Studi-Studi Asia Universitas Nasional Australia (ANU) yang mahir berbahasa Mandarin itu lebih lanjut menyatakan kepada para pemilih ALP maupun yang bukan bahwa ia akan menjadi perdana menteri bagi seluruh rakyat Australia. "Saya pun akan menjadi perdana menteri bagi rakyat pribumi Australia," katanya. Didampingi Therese Rein, istri yang dinikahinya tahun 1981, Rudd juga menegaskan bahwa ia akan menjadi perdana menteri bagi siapa pun warga Australia yang memberikan kontribusi bagi kemajuan negara dan perdana menteri bagi seluruh negara bagian dan teritori. "Saya akan selalu memimpin demi kepentingan nasional Australia," katanya. Dalam bagian lain pidatonya yang mengundang tepukan tangan para pendukungnya yang memadati ruangan markas ALP di Brisbane itu, ia kembali mengulangi butir-butir penting dari komitmen dan janjinya selama enam minggu masa kampanye. Ia mengatakan, masa depan merupakan hal penting yang menuntut kerja sama sehingga sudah waktunya untuk mulai bekerja demi terwujudnya pendidikan bermutu dan berkelas dunia serta membangun sistem rumah sakit, infrastruktur dan ekonomi berkelas abad 21 serta menangani tantangan perubahan iklim.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007