Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Republik Ekuador sepakat kerjasama mengembangkan tiga blok sumur minyak di Ekuador dengan nilai investasi sekitar 50 juta dolar AS. Hal itu tertuang dalam implementasi kerjasama antara PT Pertamina dan Petro Equador yang penandatanganannya disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Ekuador Rafael Correa Delgado dalam rangkaian kunjungan kenegaraannya di Indonesia, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin. Penandatanganan dilakukan antara Dirut PT Pertamina Ari Soemarno dan Menteri Luar Negeri yang juga menteri ad interim Menteri Perdagangan dan Integrasi Ekuador Rafael Paredes Proano. Menurut Ari Soemarno, tiga sumur minyak yang dikembangkan yaitu Lagio Agrio, Duente, Dureno di kawasan laut dangkal teluk Guayakil, Ekuador. Kapasitas produksi migas di tiga sumur tersebut saat ini hanya mencapai 10.000 barel per hari. "Kita akan tingkatkan, bila perlu produksinya kita genjot hingga tiga kali lipat dari sekarang, karena potensi produksi migasnya bisa mencapai 60.000-70.000 barel per hari," Ari. Menurutnya, Pertamina telah mengirim tim ke Ekuador bersama dengan perangkat-perangkat teknologi drilling untuk melakukan eksplorasi dan eskploitasi. "Ini murni kerjasama PT Pertamina dengan Petro Equador, tidak mengikutsertakan pihak swasta Indonesia. Kita ingin ekspansi ke luar negeri," tandas Ari. Meski begitu, Ari tidak bersedia merinci lebih lanjut sumber dana penglolaan sumur minyak tersebut, termasuk pola bagi hasil yang akan digunakan bagi kedua pihak. "Dana sebesar 50 juta dolar AS selama tiga tahun, bisa saja dari internal, dari luar perusahaan. Soal pola bagi hasil nanti tergantung kesepakatan akhir," katanya. Secara keseluruhan ujar Ari, kedatangan Presiden Ekuador ke Indonesia juga membuka peluang kerjasama di bidang konsesi ladang-ladang migas lainnya di negeri itu. Selain bidang energi, kedua negara juga mencapai kesepakatan kerjasama di bidang kebudayaan dan pariwisata, dengan cara memberikan visa kunjungan singkat bagi wisatawan kedua negara.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007