Seoul (ANTARA News) - Seorang diplomat Amerika Serikat (AS) telah ditempatkan di ibukota Korea Utara (Korut), Pyongyang, sejak pertengahan November 2007 untuk bertindak sebagai penghubung utama dalam kaitan kinerja pemerintahan antara AS dan Korut, kata sebuah surat kabar harian di Seoul edisi Senin. "Seorang petugas hubungan luar negeri di bidang pemerintahan dari Departemen Luar Negeri AS telah ditempatkan di Hotel Koryo di Pyongyang, dan menggunakan kamarnya sekaligus sebagai kantor dan tempat tinggal," kata surat kabar Chosun Ilbo, mengutip satu sumber di Washington. Surat kabar tersebut melaporkan, rencana AS untuk memberamgkatkan diplomat senior lainnya, yang tugasnya menangani bidang politik, ke Pyongyang manakala Korut telah selesai seluruhnya menutup fasilitas nuklir utamanya berdasarkan proses denuklirisasi enam negara yang disepakati Februari lalu. Diplomat senior itu juga akan ikut ambil bagian dalam perundingan-perundingan dengan Pyongyang dan meninjau tempat-tempat reaktor nuklir di kompleks yang tidak biasanya guna memeriksa proses penutupan dan pembongkaran fasilitas-fasilitas di Yongbyon. Kesepakatan untuk menempatkan para diplomat di Pyongyang telah dicapai dalam satu pertemuan perunding nuklir terkemuka AS, Christopher Hill, dan mitra sejawatnya dari Korea Utara, Kim Kye Gwan, serta saluran AS-Korea Utara di New York. Hal itu adalah untuk pertama kalinya AS menempatkan seorang diplomatnya di Pyongyang, dan mengisyaratkan kemungkinan normalisasi hubungan-hubungan antara kedua negara, kata laporan suratkabar itu. Pejabat Pemerintah AS bertindak sebagai petugas penghubung bagi delegasi-delegasi AS ke Pyongyang dan membiayai segala kebutuhannya di sana, katanya. Kantor sementara AS berada di Hotel Koryo yang akan dilengkapi dengan telepon dan saluran faksimili eksklusif serta komputer dengan saluran internet, kata laporan tersebut. AS diperkirakan akan mulai mengoperasikan kantor sementaranya itu dengan dua orang diplomat, sambil melakukan tinjauan untuk membangun sebuah kantor atau misi tetap jika Korea Utara jelas menunjukkan keinginan untuk membongkar sepenuhnya program-program nuklirnya, kata laporan itu. Penutupan tiga fasilitas nuklir Korea Utara di Yongbyon, sekitar 90 kilometer di utara Pyongyang, dimulai awal November, sebagai tahapan kedua dari proses kesepakatan denuklirisasi yang diimbali dengan bantuan energi yang dicapai oleh enam negara Februari lalu. Perundingan-perundingan keenam negara tersebut melibatkan kedua Korea, AS, China, Jepang dan Rusia. Hotel Koryo adalah salah satu dari beberapa hotel di Pyongyang yang terbuka bagi para tamu asing. Seorang pejabat pada kedutaan besar AS di Seoul tidak segera bisa dimintai pendapatnya mengenai laporan tersebut. Namun AS telah mengatakan, jika Korea Utara telah menuntaskan penutupan program senjata-senjata nuklirnya, Washington bersedia untuk membentuk hubungan-hubungan diplomatik dengan Pyongyang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007