Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Selasa pagi melemah menyusul aksi buru dolar dari para pelaku pasar, sekalipun mata uang asing itu di pasar regional melemah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 11 poin menjadi Rp9.388/9.398 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.367/9.380 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih memburu dolar AS menjelang Bank Sentral AS (The Fed) kembali menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi. AS memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada Desember hanya mencapai 1,8 persen dibanding bulan yang mencapai 2,5 persen, katanya. Karena itu, lanjut dia, pelaku pasar mencoba berspekulasi membeli dolar AS, karena mata uang asing itu pada saat The Fed menurunkan suku bunganya akan mengalami koreksi harga. Apabila The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin, maka rupiah akan kembali menguat seperti yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga mencapai posisi di bawah level Rp9.000 per dolar AS, ucapnya. Meski demikian, menurut dia, rupiah agak sulit untuk menembus level Rp9.000 per dolar AS, paling hanya bisa mencapai level Rp9.200 per dolar AS sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) yang berkisar antara Rp9.200 sampai Rp9.400 per dolar AS, katanya. Menurut dia, rupiah saat ini juga tertekan oleh aksi lepas obligasi oleh asing yang ingin menukarnya dananya dengan dolar AS ketimbang rupiah menyusul menguat harga minyak mentah dunia. Rupiah seharus bisa bergerak naik melihat peluang pasar yang cukup besar, naiknya faktor negatif yang lebih kuat akibat kenaikan harga minyak mengakibatkan rupiah terus tertekan, katanya. Sementara itu, dolar AS terhadap yen melemah setelah lembaga keuangan AS menunjukkan kerugian akibat masalah kredit AS yang ketat. Dolar AS sedikit berubah menjadi 107,35 dari sebelumnya 107,50 yen dan euro diperdagangkan pada 1,4875 per dolar AS dan terhadap yen menjadi 159,70 yen. (*)

Copyright © ANTARA 2007