Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini masih normal akibat faktor musiman, meskipun terjadi pelemahan secara nominal. "Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yakni pasar yang tipis dan kedua adalah faktor yang cukup besar yakni kebutuhan Pertamina yang terus meningkat. Jadi, sebuah gerakan sedikit saja akan berpengaruh banyak," katanya menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Selasa. Dia menjelaskan, pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi berbagai faktor eksternal seperti tingginya harga minyak dunia dan sebagainya, yang membuat para investor mereposisi portofolio mereka. Selain itu, katanya, menjelang akhir tahun biasanya ada perayaan "thanksgiving" sehingga pelaku pasar asing melakukan aksi ambil untung (profit taking) untuk belanja dan membayar utang. Gubernur BI memperkirakan sampai akhir tahun 2007 nilai tukar rupiah masih akan bertahan pada kisaran Rp9.400 per dolar AS, meskipun secara rata-rata nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp9.200 per dolar AS. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007