Jakarta (ANTARA News) - Popularitas tidak memandang jabatan dan kedudukan, namun popularitas bisa dimaknai dari seberapa dekat seseorang dengan publik tanpa ada batas yang menghalangi. Hal itulah yang terjadi ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ibu Ani Yudhoyono menghadiri perayaan ulang tahun ke-7 Metro TV di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin malam. Presiden hadir sekitar pukul 22.05 WIB menggunakan jas bewarna hitam didampingi Ibu Ani Yudhoyono yang dibalut kebaya merah, menjadi tamu yang paling ditunggu-tunggu hadirin yang berasal dari kalangan atas. Benarkah Presiden menjadi sorotan para tamu? Ternyata tidak juga. Kedatangan Presiden, sekan tidak terlalu menyita perhatian para tamu. Presiden didaulat memotong kue ulang tahun yang dilanjutkan dengan nyanyian "Happy Birth Day". Saat prosesi pemotongan kue, perhatian hadirin memang terfokus pada Presiden. Namun, setelah itu hadirin tetap sibuk mengabadikan diri berpose dengan personil Republik Mimpi, yang telah berada di lokasi sejak pukul 21.00 WIB. Minus Si Butet Yogya (SBY), seluruh personil Republik Mimpi tampak menjadi sasaran para tamu untuk berfoto bersama. Maklum, Republik Mimpi menjadi salah satu acara favorit Metro TV. "Foto dong...ambil dong. Kapan lagi foto sama orang mirip mantan Presiden", kata Chandra Wong, seorang tamu dari kawasan Pondok Indah yang meminta difoto bersama secara bergilir dengan personil Republik Mimpi. Jepretan kamera tidak berhenti, dan permintaan foto bersama dengan para tokoh parodi itu terus berlanjut, karena selain tidak ada batas juga tidak ada protokoler. Namun, Effendi Gozali sebagai tokoh "Pendi" dalam Republik Mimpi tidak mempermasalahkan lebih populer atau tidak. "Ini yang membedakan kita-kita (Republik Mimpi) dengan Presiden. Beliau (Presiden) tentu populer sebagai kepala negara di dunia nyata, tetapi kita populer di dunia mimpi," ujar Effendi. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007